Laman

Kamis, 04 Maret 2010

Return

Sepuluh tahun. Wooow, sudah sepuluh tahun ngga ke sini. Banyak yang berubah? Jelas banyak yang berubah. Salah satunya tempat yang ku tuju sekarang ini. Terlihat jauh lebih besar, walaupun belum rampung 100%. Mesjid At-Taqwa SMP N 3 Depok, sekolahku dulu.

Terakhir kali ke sini, 17 Agustus 1999. Lebih kurang 1 bulan setelah aku masuk SMA 1 Depok dan kalau tidak salah ingat, hari itu adalah pertama kalinya pakai seragam SMA, putih abu-abu. Umumnya kalau sekolah negeri uang masuk sudah sekalian dengan seragam sekolah dan pemberian seragam tersebut harus menunggu beberapa waktu, mungkin karena banyaknya pesanan yang harus dibuat. Ada semacam tradisi di SMP ini, biasanya alumni yang baru saja lulus akan sowan ke sekolah pas 17 Agustusan dan ketika itu, kami (aku dan beberapa kawan) pun datang untuk menggenapi tren itu.

Sebetulnya sangat banyak anak SMA 1 yang berasal dari SMP 3, tapi yang datang ketika itu hanya beberapa saja karena di SMA 1 sedang ada acara. Hmm, selepas upacara 17 Agustus ada seminar tentang narkoba. Salah satu pembicara yang tampil adalah mantan pemakai, cukup menarik. Namun sayang, kupikir akan ada yang lebih menarik di SMP 3, yang jelas-jelas tidak ada di SMA 1. Hmmmm apa ya, hehehe.

Ketika itu berpikir keras, bagaimana caranya ke SMP 3. Adanya seminar membuat siswa-siswa tidak bisa segera pulang. Keluar sih bisa, tapi tanpa membawa tas. Duuuuh, nyesel bawa tas. Akhirnya tercetus ide, manjat tembok di belakang kantin. Lupa siapa yang punya ide, pastinya ketika itu bareng sama Budi dan seorang alumni SMP 2, temen sekelasku. Oia ada beberapa cewe yang nitip tas ke kita, hmmm.

Pengorbanan yang besar, bayangkan baru 1 bulan di SMA harus cabut dengan cara manjat tembok.a Apalagi bibirku pecah lantaran salah memperkirakan tinggi tembok. Errgggghh, lumayan sakit dan darahnya cukup banyak, tapi tak apalah. Demi sebuah kebahagiaan yang tak ada di SMA ini dan itu membuatku tak terlalu menikmati masa-masa awal sekolah di SMA 1 Depok, sekolah paling favorit di kota ini.

Seberapa hebat kenangan di SMP ini? Kalau sepuluh tahun lalu mungkin cukup jelas dengan cerita di atas. Bahkan 5 tahun lalu pun masih merasa masa SMP adalah yang paling menyenangkan, lebih tepatnya, paling indah. Kini? Dengan semua yang sudah kualami, dengan melihat dari berbagai sisi (duwwh apa sih) maka urutannya sudah jauh berubah, seperti juga kondisi SMP ini yang berubah. Sekarang (sebetulnya sejak 4 tahun lalu) aku lebih memilih masa SMA adalah yang paling menyenangkan. Entah itu karena kegilaan-kegilaannya, temen-temen yang super duper lucunya, kebiasaan bola plastiknya, dan tentunya yang paling menentukan untukku, rohis dan mentoringnya. Aku jadi inget sebuah nasehat “kita jelas menginginkan mereka menjadi lebih baik, tapi kalau itu tidak tercapai sekarang, biarlah mentoring ini menjadi serpihan terbaik dalam hidup mereka”. Dan itulah serpihan terbaikku.

Masa SMP jutru aku letakkan terakhir, setelah masa kuliah dan SD. Dari pertama jadi terakhir? Yaps!!!!!!!!!!!! Okey, ada sebuah momen yang sangat manis, tapi ternyata aku juga punya 2 momen yang sangat buruk. Sangat, sangat buruk!! Kalau momen manis itu terus mengikuti sampai masa-masa selanjutnya (bahkan menjadi inisiasi), maka momen buruk itu juga belum lah pudar pada masa-masa setelah SMP. Dan 2 selalu lebih banyak dari 1, di manapun!!!

Ketika kembali ke sini (SMP 3), aku tidak ingin mengenang cerita manis itu dan juga bukan untuk mengubur cerita buruk itu. Aku Cuma ingin berbagi pada adik-adik kelas ku. Duwwwh riwehnya anak-anak kelas 7. Hohohoho, seru banget.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo....