Laman

Kamis, 06 Desember 2012

Clear

Keterangan atau informasi atau kejelasan itu seperti sinar matahari yang memecah kabut pagi.

Kejelasan itu akan membuat kita tahu harus berbuat apa. Sunatullah jika ada sesuatu yang tidak jelas maka prasangka akan keluar menderas. Mencoba mencari kemungkinan ada apa gerangan yang terjadi. Padahal sebagian prasangka itu buruk, seperti yang tertulis dalam Al-Quran. Dan memang terbukti seperti itu lebih banyak prasangka buruk yang terlontar.

Itu akibat ketidakjelasan pada tataran pikiran. Ketidakjelasan juga membuat bingung mau berbuat apa. Walaupun rencana sudah tersusun.

Ah ada lagi, yang ini kalau di inget bikin ketawa sendiri. Bukan cuma bingung mau berbuat apa, bahkan bisa nenyebabkan kesalahan walaupun kita terbiasa melakukannya. Misal mau ngasih tanda dengan klakson tapi yang dipencet malah starter, sampai berpikir mau ke bengkel buat benerin klakson. Akhirnya sepanjang jalan harus berhati-hati karena mengira klakson mati ^^

--9 hari--

Bahagia

Bahagia itu harusnya seperti bujur sangkar. Sama pada kesemua sisinya.

Bismillah

Ya Rabbi, sungguh Engkaulah pemilik pengetahuan akan masa depan. Engkaulah yang mengetahui apa-apa yang menyelinap dalam hati.

Sungguh tak sedikitpun aku tahu tentang apa yang terjadi di masa yang akan datang. Jangankan jauh ke depan, satu detik setelah ini pun aku tak tahu.

Tentang kekinian pun aku tak tahu jika terjadi pada tempat yang berbeda, pada jiwa yang berbeda, pada hati yang berbeda.

Dan hanya pengetahuanMu-lah ya Allah yang tidak terbatas dengan ruang dan waktu. Aku serahkan semua padaMu.

Tugasku hanya melakukan yang aku bisa, selebihnya kuserahkan padaMu. Karena hanya Engkau pulalah yang sanggup membolak-balikan hati.

Amiin

-- tak ada makna tanpa kata. Diam. Tak sedikit pun tahu apa yang terjadi di sana --

9 hari

Rabu, 05 Desember 2012

Cuma kata

Pass Word. Kata untuk lewat. Halaaah apa coba. Sudah bertahun-tahun aku pake password dengan kata itu. Hari ini aku ganti....


Semoga tetep inget....

10 hari lagi.... Antara excited dan khawatir. Ya Allah, sungguh Engkau adalah sebaik-baik penolong. Dan aku sadar pertolongan tidak akan datang mendahului ujian... Bismilah, luruskan niat

Jumat, 30 November 2012

Nukilan

"Menurut Rani, bagaimana jika ada dua kepentingan dari dua arah yang berlawanan, apakah akan bertemu di satu titik?"


Sedikit nukilan dari novel Diorama Sepasang Albanna. Novel yang selalu ada dalam tas, tapi 1-2 bulan sebelum April lalu aku pinjamkan ke seorang kawan. Aku minta balikin novelnya dengan cuku memaksa, karena aku butuh, aku mau pake kata-kata dalam novel itu untuk momen penting dalam hidupku.

Padahal kata-kata yang ku ambil ya cuma itu doank ^^. Kalau kawan yang kupinjemin tau mungkin jengah juga kali ya. Hehehe, maaf boss.


--Besok sudah masuk Desember, bulan di mana mitsaqon ghalizho akan ku ucapkan. Sebuah perkataan yang sangat berat, karena sejak itu aku akan menanggung semua hal dari pasanganku. Bukan saja kebutuhan hidupnya tapi juga dosa-dosanya selama bersama ku. Ya Allah, Berkahilah kehidupan kami--

Note:
Mitsaqon Ghalizho berarti perjanjian yang berat/teguh. Dalam Al-Quran kata ini tersebut hanya 3 kali, yaitu di surat Al-Ahzab ayat 7, surat An-Nisa ayat 21 dan 154

Kamis, 29 November 2012

Mustahil

Setelah beberapa bulan menjalani hubungan ini dan beberapa kali terjadi kemarahan maka semakin yakin, adalah sebuah kemustahilan jika hubungan suami istri di lalui tanpa kemarahan. Entah kemarahan pada satu sisi atau bisa jadi kemarahan pada 2 sisi sekaligus. Untuk yang terakhir, aku berharap tidak. Ya Rabbi, jika salah satu dari kami marah, maka buatlah yang lain dalam kesabaran terbaiknya.

Karena hubungan suami istri adalah penggambaran dari 2 dominasi yang berbeda. Laki-laki dominan di logika, sedangkan pada wanita perasaanlah yang bekerja lebih banyak. Itu teori yang ku dapat.

Perbincangan tentang purnama beberapa bulan lalu menggambarkan bagaimana cara pandang 2 dominasi itu berbeda. Ketika ada sebuah pernyataan 'melihat purnama di 10 malam terakhir ramadhan sangat dekat dan berwarna kemerahan'.

Logika menggaris bawahi ketidakmungkinan ada purnama di 10 malam terakhir. Sehingga membuat kemungkinan baru bahwa yang terlihat bisa jadi adalah matahari sore.

Tapi perasaan bekerja dengan cara yang berbeda. Yang menjadi titik perhatian adalah tentang kepercayaan. Bahwa logika tidak mempercayai perasaan karena yang di lihat adalah benar-benar bulan.

Owh no. Luar biasa. Buatku kejadian itu bener-bener luar biasa. Ya kalau di runut lagi asal muasal perbedaan ini jelas karena 10 malam terakhir itu. Jadi harusnya yang dipertanyakan logika adalah betul 10 malam terakhir? Dan memang ternyata yang di maksud adalah hari-hari terakhir bulan masehi.

Jogja

Jogja. Aku suka kota itu. Sejak pertama kali ke sana kelas 2 smp, kesan yang ku dapat adalah Jogja kota yang menyenangkan. Ga heran kalau Kla Project sampai mengabadikannya dalam lagu mereka. Kesukaanku pada Jogja sampai membuat pilihan tempat kuliahku saat spmb pertama ya Jogja.

Jogja, aku akan tetap menyukaimu walaupun dalam 3 hari ini kamu sudah membuat 2 kali perselisihanku dengannya. Kamu adalah saksi kebodohan diri ini. Tapi kesanku padamu takkan berubah.

--Pagi ini sudah membuat kesabarannya hilang. Maaf, seharusnya tak ku turuti prasangka itu. 'sesungguhnya sebagian prasangka itu buruk'. Terbukti hari ini. Buruk dan membawa keburukan.

Allah pun tambahkan pagi ini dengan kemacetan Kranggan yang luar biasa--

Jumat, 23 November 2012

Deras

Cinta laki2 itu sifatnya kecil tapi sering terjadi, sebaliknya cinta perempuan sifatnya besar tapi jarang terjadi.

Jadi kalau kalian perempuan, jgn mau digombali cowok kecuali dia serius mengajak menikah. Karena dia boleh jadi juga lagi gombal ke bnyk cewek lain.

Nah, buat cowok, berhentilah menggombali anak gadis orang lain atau kalian akan membuktikan rahasia kecil ini benar adanya.

--Tere Liye--

Aku ga merasa seperti itu. Yaah karena rumusan yg d sebutkan Mas Tere Liye kan generalisasi dari beberapa kasus. Jadi kalau kasusnya di luar dari rumusan tersebut bisa di bilang pencilan.

Beberapa tahun lalu di acara training for trainer aku ngerasain jadi cowo yang pencilan. Jadi waktu itu kita dikasih selembar kertas yang isinya pertanyaan kaya semacem tes kepribadian gitu. Ehm lupa gimana sistem penilaianya. Pokoknya pas pembicara nyuruh angkat tangan buat yang poin bagian tertentu lebih banyak, aku angkat tangan. Karena barisan laki-laki di pisah dengan wanita (pake hijab) jadi ketauan kalau yang ngangkat tangan di bagian laki-laki cuma sedikit. Ga lebih dari 5 orang. Di wanita aku sih ga liat karena terhalang hijab, tapi katanya mayoritas ngangkat tangan.

Dan ternyata memang bagian itu harusnya untuk sifat-sifat yang umum pada wanita. Waduuuh, aku jadi malu pas angkat tangan. Ga ngerti kenapa begitu. Apa karena ibu dulu berharap anak terakhirnya ini wanita ya? :-)

--Hujan deras, sakit perut karena perut kosong langsung di masukin sambel. Pedes banget sambel buatan Ncingku nih--

Kamis, 22 November 2012

Berbagi

Memberi tau seseorang tentang apapun yang tidak di ketahuinya itu menyenangkan (hati-hati ujub sant).

Seperti malam ini, "mas kalau jalan margonda di mana ya?"

--Selesai motokopi--

Senin, 19 November 2012

Senyum langit

Macet adalah kesempatan bagi pengguna motor untuk bersyukur karena bisa melaju sedikit lebih cepat. Sedangkan bagi pengguna mobil macet adalah peluang untuk melatih kesabaran.

Sebaliknya hujan adalah kesempatan bagi pengguna mobil untuk bersyukur karena tidak harus berbasah-basah ria dgn tumpahan air langit. Di sisi lain, hujan adalah peluang untuk bersabar bagi pengguna motor karena semahal apapun jas hujannya tetap ada bagian yang basah. Belum lg kekhawatiran terhadap arsip-arsip dan gadget.

--Untukku sendiri dari pengalaman macet semalam dan limpahan hujan siang ini. Lagi-lagi sambil ngawas ulangan--

26 days.

Sabtu, 17 November 2012

Makasi

Makasi..
Sesederhana sengat matahari pagi kata itu tertulis. Tidak lengkap dan tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia yg baik dan benar. Tapi keluasan maknanya mampu membuat pagi ini jadi lebih indah. Di tambah udara dingin musim penghujan. Nyaman sekali rasanya.

Terima kasih Gaza, perjuangan kalian membuat kiblat pertama umat Islam tetap berdiri kokoh. Semoga Allah tambahkan ketakutan dalam hati tentara-tentara Israel.

28 days to go.
-Sabtu pagi d kelas perawat. Sambil ngawas ulangan-

Kamis, 15 November 2012

satu per dua


Aku membuka sangkar ini pertama kali 15 tahun yang lalu. Bukan dengan sebuah kesengajaan, tapi tiba-tiba saja terbuka. Dan seekor meraklah yang pertama kali berada di dalamnya. Kamu tahukan merak? Sebagian orang menganggapnya burung yang paling indah. Terutama ketika ekornya mengembang maka akan terlihat warna-warna berkilauan. Seperti itulah merak yang dulu menempati sangkar ini. Kilau warnanya benar-benar menyilaukan. Merak pun pergi, karena aku tak tahu bagaimana merawatnya dan sangkarku bukanlah tempat yang diidamkannya.

Kepergian merak juga lantaran aku tak pernah melihat-lihatnya lagi. Sampai tiba-tiba sangkarku kembali terisi. Kali ini dengan sedikit kesengajaan. Ketika seorang kawan bercerita tentang keunikan perkutut ditambah dengan suaranya yang merdu. Aku pun jadi sering mengamatinya. Tanpa terasa perkutut itu sudah berada di dalam sangkarku. Hilang sudah keindahan merak, berganti merdunya kicauan perkutut.

 Kalau merak bisa bertahan 3 tahun di dalam sangkarku, tidak begitu dengan perkutut. Hanya dalam hitungan bulan sikapku mulai berubah, perkutut terlalu banyak berkicau sehingga mengundang orang lain untuk mengomentari sangkarku. Aku harus segera melepaskannya dan dengan penuh kesadaran aku tidak menyukai sikapnya.

Sangkarku pun kosong. Aku kecewa dengan kicauan perkutut. Sangat kecewa, tapi tiba-tiba seekor kakaktua datang membawakan makanan dengan paruhnya. Alangkah baiknya kakaktua ini. Kesan pertama itu menjadi awal keberanianku memelihara spesies ini. Andai aku tak ingat dengan prinsip merak, nyaris saja aku mengumumkan pada semua orang akulah pemilik kakaktua ini. Semuanya pun jadi menggantung. Dan aku sadar, kakaktua hanyalah pelarian dari rasa kecewa pada perkutut. Maaf....

Tahun pun berganti hingga datang seekor nuri. Cantik sekali dengan kuning yang dominan. Aku rangkai semua mimpi indah padanya. Sayang ketika kesempatan untuk membuatnya jadi penghuni tetap sangkarku datang, aku malah melepaskannya. Hancur mimpiku, aku sendiri yang menghancurkannya. Hidup seperti tanpa arah setelah itu.

Dalam kebingungan itulah kenari kecil itu datang. Aku pernah melihat kenari ini beberapa tahun silam. Ketika itu dia belum tumbuh seperti sekarang. Merdu suaranya, elok nian warnanya. Ungu dominan.. Upss tunggu sebentar... Ternyata kenari kecil ini hanya memiliki separuh sayap. Teman-teman mulai mempertanyakan keputusan anehku memelihara kenari separuh sayap. Dalam beberapa kesempatan ingin rasanya melepaskan kenariku ke alam bebas agar ia menemukan separuh sayapnya yang lain. Karena dengan sayap utuhnya dia akan jauh lebih menarik. Kadang juga dalam kesempatan yang lain aku ingin membelikannya sayap buatan, tapi aku tak sanggup.

Keputusanku sudah bulat, aku akan memeliharanya. Sambil berharap separuh sayapnya kembali tumbuh seperti sedia kala...

Note:
1. Sangkarku bukan sangkar emas. Hanya sangkar kecil biasa. Terlalu biasa malah....
2. Mungkin ini cara Allah untuk meluruskan niatku agar hanya untuk beribadah kepada-Mu.



30 days to go


Senin, 12 November 2012

Warna hati

Karena tak bisa memilih siapa yang akan kita cintai, maka wajarlah jika jodoh adalah misteri..

Yah keburu bel. Lanjut nanti aja ^^

Jumat, 02 November 2012

Renda

Kalau berkunjung ke pusat sebuah barang, misalnya tas. Pikiran ini sepertinya masih mewajarkan ketika terdapat ratusan jenis tas dengan jumlah sangat banyak. Ya bisa jadi sepanjang mata memandang yang terlihat adalah tas. Begitupun sepatu atau baju atau barang-barang lain yang bisa langsung digunakan. Sepertinya pertanyaan siapa yang beli tas sebanyak ini, tidak muncul di benak kepalaku. Karena barang seperti tas atau sepatu atau baju itu bisa langsung dipake. Yah gampangnya anak sekolah butuh tas, orang kerja butuh tas. Dan jumlah anak sekolah plus orang kerja juga sangat banyak kan. Jadi ga ada yang aneh.


Tapi kalau yang terpampang dihadapan adalah barang yang ga bisa langsung dipake, misalnya renda. Renda ratusan jenis dan ketika menghadap ke arah manapun semuanya ya renda. Renda sebanyak ini siapa yang beli? Ah, tapi rasa heranku itu ga lama ko. Kenapa harus keheranan tentang siapa pembelinya. Pembelinya ya seperti orang yang ku tunggui sedang memilih-milih renda ini. Orang-orang yang kreatif. Hmmm, orang kreatif memang ga banyak jumlahnya, tapi penjual renda pun sepertinya ga banyak.

Market share yang sedikit maka produsennya pun ga banyak. Jadi inget kuliah pemasaran tentang gula rendah kalori. Sepertinya sejak dulu iklan gula rendah kalori di televisi ya cuma satu itu (ga mau sebut merk ah ^^) karena memang pangsa pasarnya sangat khusus. Walaupun kalau diperhatikan sekarang ini iklan gula rendah kalori itu bukan lagi menyasar pada penderita diabetes tapi juga pada orang-orang yang sangat besar kemungkinannya terkena diabetes. Mencoba meluaskan pangsa pasarnya.



--Mayestik, 60 hari sebelum hari H--

Mendekati bel

Nikah itu seperti muamalah/jual beli. Jual beli yang bernilai ibadah sangat besar. Makanya pembahasan nikah itu ada di antara bab ibadah dan bab jual beli, tepatnya berada setelah ibadah dan sebelum jual beli.

Bedanya dengan muamalah, muamalah tidak mensyaratkan kedua pihak harus islam. Satu hal lagi, dalam muamalah/jual beli semakin bagus kualitas barang semakin mahal harganya. Dalam menikah, semakin mudah mahar semakin mulia wanitanya, dan semakin wah maharnya semakin mulia laki-lakinya. Hukumnya terbalik.



--Sore ini menjelang bel. Perbincangan yang membuat langkah semakin berat. Dulu aku pernah lari dari masalah dan semuanya menjadi berantakan, sangat berantakan. Padahal ketika ku beranikan diri menghadapinya semuanya bisa berjalan baik walaupun efek berantakannya tetap ada. Belajar dari pengalaman.--

Senin, 29 Oktober 2012

L

Seandainya tidak ada wanita cerewet itu, maka laki-laki ini tidak pernah teguh dalam pendiriannya.
Seandainya tidak ada laki-laki yang tidak jelas itu, tidak mungkin membuat wanita teguh dalam hidupnya.
Bersyukurlah pada Allah karenanya..

ust Muhsinin


Minggu, 28 Oktober 2012

yeyeyeye

Kita ga pernah tau dari anak yang mana rejeki itu datang. Dulu pas anak pertama kondisi ekonomi gue masih susah To, pas anak kedua juga. Tapi begitu anak ketiga lahir alhamdulillah semua lancar. Suami gue juga penghasilannya naik. 

Kalimat pertama itu dari Umar Bin Khattab, sedangkan kalimat selanjutnya dari kepala sekolah ku di Polimedik beberapa bulan lalu.

Selasa, 09 Oktober 2012

Invers '

Sepertinya semakin megah atau modern sebuah pusat perbelanjaan, semakin miskin dan primitif para pengunjungnya. Terutama pengunjung wanita. Bajunya kekurangan bahan. Celananya apa lagi.

Jadi inget penjelasan guru biologi Nurul Fikri pas ronin dulu. "Setelah diteliti, ternyata tumbuhan berbiji terbuka itu lebih primitif ketimbang tumbuhan berbiji tertutup. Jadi kalau manusia semakin terbuka bajunya semakin primitif lah mereka." Kira-kira begitu penjelasan beliau.

"Margo City, 8 Oktober 2012"

Selasa, 02 Oktober 2012

I

Bosan atau jenuh itu fitrah. Yang namanya fitrah pasti akan dirasakan oleh semua manusia. Hatta itu adalah hobinya. Lama kelamaan pasti akan merasa jenuh.

Pada saat itulah dibutuhkan inovasi atau bisa juga sejenak beristirahat. Hanya untuk keluar dari rutinitas saja.

Ya Allah, jika satu saat kejenuhan menyambangi kami maka ilhamkanlah pada kami ide atau inovasi baru agar kejenuhan itu tidak berlarut-larut dan meretakan kapal kami. Amiin

N

Hikmahnya akan bermekaran di depan sana. Bahkan sangat jauh, di sepanjang jalan nanti. Bukan di tempat ini. Bukan di tempat kau berada sekarang.

Dan satu-satunya cara untuk mengetahui dan menikmati hikmah adalah dengan terus berjalan. Bukan dengan berhenti dan terus meratapi. Percayalah semua ini adalah yang terbaik untuk hidupmu.

Senin, 24 September 2012

I

Penafsiran orang akan apa yg didengar atau dibaca seringkali menimbulkan masalah. Karena manusia diberikan akal untuk mencerna apapun yang didapatkan dari semua inderanya. Jadi apa yg kita tangkap dari sebuah bacaan ataupun pembicaraan seringkali berbeda dengan orang lain.

Jadi harus lebih hati-hati. Beberapa kali aku bilang pada generasi-generasi yang akrab dengan dunia maya untuk keluar dan berinteraksi secara langsung. Dengan berbicara secara langsung kita akan tahu mimik muka, ekspresi, dan gestur lawan bicara. Selain itu, kita juga harus tahu etika. Bagaimana berbicara dgn orang yang lebih tua, dengan orang yang punya posisi penting, dan lain sebagainya.

Minggu, 23 September 2012

D

Dalam selimut ketakutan, tiba-tiba menyelusup desir-desir ketenangan. Perlahan walaupun tak tahu apakah akan mengangkat semua ketakutan.

Ya Rabbi aku serahkan semua padaMu. Sungguh, Engkaulah kekuatan untuk bertahan.

Rabu, 12 September 2012

7 April

Bukan cantik yang menyebabkan cinta, tp cintalah yang menyebabkan cantik.

Sore itu, saat memori ingatan bertabrakan dengan pandangan mata. Satu kesan yang tercipta adalah : perubahan drastis (menuju ke arah yang lebih baik tentunya). Selalu menyenangkan melihat ada seseorang berubah menjadi lebih baik.

Dan saat itu juga, ada bangunan hati yang tiba-tiba runtuh. Setelah 7 tahun lamanya bahkan hampir menjadi role model untuk bangunan-bangunan hati selanjutnya karena aku tahu sudah kehilangan bangunan itu 3 tahun lalu.

Masya Allah.. Aku jatuh cinta lagi. Hanya sekejap saja rasanya. Saat mata ini tak mengiyakan ingatan masa lalu ku. Karena hirarki cinta harus sampai kepada Allah, maka aku mencintainya karena ia mencintaiMu ya Rabb.

Rabu, 29 Agustus 2012

Terlalu Dini aka Kepagian

Hari pertama belajar efektif (buat pelajaran aku) datengnya sangat-sangat pagi. Jam setengah tujuh udah sampai Annisa, gedung baru pula. Enak juga sih pepanjang jalan ga ada macet yang berarti. Coba setiap hari bisa kaya gini.

Hmmm.. Apa lagi ya.

Minggu, 05 Agustus 2012

Bila Istri Cerewet

Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel?  Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun? Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?

1.     Benteng Penjaga Api Neraka  
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. 
Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya. Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. 
Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.
  
2.     Pemelihara Rumah 
Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini, beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia. Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.
Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia  lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.


3.     Penjaga Penampilan 
Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu.


4.     Pengasuh Anak-anak 
Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, “akulah yang membuatnya begitu.“ Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.
  
5.     Penyedia Hidangan 
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi angaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.
  
Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.
Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya. Wallahu’Alam (Koko Nata)



Diolah dari Cahaya Iman, edisi kamis, 30 November 2006-11-30
Bersama Ustad Cinta di Indosiar pukul 04:30

Cinta Manajemen : 08129619741, 02168482227
Ustadzcinta_ manajemen@ yahoo.com

Jumat, 03 Agustus 2012

Siapkan

Siapkan satu ruang di dada ini untuk kekurangannya. Satu quote yang saya dapat pas i'tikaf, tapi lupa tahun berapa. Kemungkinan besar 2010. Ini pas kuliah shubuh oleh ust. Muhsinin. Catetannya ada di K800 saya yang raib Februari lalu. Udah 2 kali kehilangan handphone dan ada 2 hal yang disesali akibat kehilangan itu, nomor kontak dan catetannya. Sampe bilang "mas, HPnya gapapa deh ambil, tapi kontak sama catetannya jangan donk".

Sebenernya ketika itu lagi ngebahas tentang tafsir surat Ash shaff. Pas sampai di ayat ke 4, bagian Bun ya num marshush. Secara utuh sih arti ayat ke 4 Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. Awalnya memang ust Muhsinin menghubungkannya dengan barisan perang, barisan dakwah, tapi lama kelamaan malah menyinggung tentang pernikahan. Sampai keluar kata-kata itu Siapkan satu ruang di dada ini untuk kekurangannya. Menurut beliau sesuatu yang kokoh harus teratur, tapi keteraturan bukan berarti keseragaman. Contohnya, bangunan rumah, kalau seragam semua, misal genteng semua ya ga akan jadi rumah. Barisan yang kokoh itu di dapat dari penyatuan sesuatu yang berbeda-beda. Sama dalam hal menikah pun kekokohan rumah tangga bukan di dapat dari hal-hal yang sama antara pasangan, misalkan sifat yang sama. Tapi bagaimana mengkondisikan semua perbedaan sifat yang ada itu. Setelah mendengar kuliah shubuh ini, kalau denger orang jadian karena merasa banyak kesamaan, saya jadi ketawa-tawa sendiri. Contoh yang paling inget ketika itu kalau suaminya terlalu pinter dan istrinya terlalu pinter biasanya rumah tangganya kurang baik karena siapa yang mau mengalah nantinya. Sampai beliau bercerita ada seorang wanita lulusan S-2 dari Jerman yang akhirnya dipasangkan dengan seorang pria lulusan SMA. Hmm, jauh banget ya.

Saya suka kata Siapkan satu ruang di dada ini untuk kekurangannya karena dalam beberapa tahun terakhir saya sedang menerapkan itu dalam hubungan pertemanan walaupun dalam kata yang berbeda. Saya ingin menerima bagaimanapun sikap orang lain, menyikapinya dengan lebih tenang. Di awal-awal kuliah selalu ada clash sama temen sekost-an. Ada aja sifat temen yang ga bisa saya terima. Bahkan di Leuwikopo saya nyuekin Yudis berbulan-bulan (maaf ya Yudis, semoga ketemu lagi satu saat nanti jadi bisa minta maaf). Dan saya ga ngerti apa ya alasannya, ga suka aja. Setelah ngetem di Al-Fath dan numpang di Pondok Keramat lalu tinggal di Bale Selatan, akhirnya mulai mencoba menerima semua orang, menekan semua ego itu. Ya ga semudah membalikkan telapak tangan sih. Bahkan sampai di dunia kerja sempet kesel banget sama temen yang gengsinya gede dan sok tau banget. Bahkan dalam satu perbincangan, dalam hati bilang "ini mah sekali tekuk, gue bisa ngebunuh semua argumennya" dan memang seperti itu walaupun dia ngeles dengan semua alasan yang dia punya. Ckckck. Waktu itu sempet bingung, kenapa Lukman bisa nerima orang itu sebagai temen karib ya. Belajar dari Lukman untuk diem aja ngadepin orang kaya gitu, karena kalau kita patahkan semua argumennya bisa makan hati juga lantaran orangnya ga mau ngalah dan ga mau ngaku salah.

Siapkan satu ruang di dada ini untuk kekurangannya, itulah yang akan coba saya lakukan.



Un..

Maafkan aku..
Membuatmu tak suka...
Karna aku, tlah denganmu..
Bukan maksudku...
Membuatmu berfikir..
Apakah aku, pelarianmu saja..

(Ari Lasso - Ariel Tatum)

Kamis, 02 Agustus 2012

Aneh

Jangan-jangan aku punya kepribadian ganda.
Atau cinta itu seperti blok-blok mental yang menghalangi.
Aneh..

Selasa, 31 Juli 2012

!?!?!?!?

Segurat kata tak diberi makna,
Tak mungkin untuk tak timbul berjuta tanya,
Apakah ada ragu dan sesal padanya???????

Kamis, 26 Juli 2012

Nervous..

30 menit, kita disini, tanpa suara
dan aku resah, harus menunggu lama, kata darimu…

Mungkin butuh kursus, merangkai kata, untuk bicara
dan aku benci, harus jujur padamu, tentang semua ini
Jam dinding pun tertawa, kar’na ku hanya diam, dan membisu
Ingin kumaki, diriku sendiri, yang tak berkutik di depanmu

[Reff]
Ada yang lain, di senyummu,
yang membuat lidahku, gugup tak bergerak
Ada pelangi, di bola matamu,
dan memaksa diri, ‘tuk bilang…
aku sayang padamu
aku sayang padamu

(Jamrud-Pelangi Di Matamu)


Senin, 23 Juli 2012

Gantian

Bingung,... kamu pasti cape nemenin saya berjam-jam kemarin. Sekarang kamu istirahat ya, tidur yang nyenyak sana. Kalau perlu ga usah bangun lagi, tapi kalaupun masih bisa bangun semoga kamu kapok nemenin saya ^^

keukeuh....

Di luar sana, semua orang mengenalmu sebagai orang yang ceria dan menghibur. Berjanjilah untuk tetap seperti itu, apapun yang terjadi hari ini. Jangan buat dunia kecilmu ikut murung dan bertanya-tanya.


Minggu, 22 Juli 2012

Apa ya...Bingung

Sama kaya judulnya.

--posting paling ga penting--

Jumat, 20 Juli 2012

Do it!!!!!!!!!

Kita pernah jatuh, lalu bangkit. Kita pernah kena jab, hook, bahkan uppercut, tapi kita ga KO, kita bangkit dan bertarung lagi.
Kita pernah kepleset, kesandung, sampai terpelanting, tapi kita bangkit dan berjalan lagi.

Buktinya? Kita masih hidup sampai sekarang!!!

Come on Sant!!!!!!!!

Rabu, 18 Juli 2012

Home Alone

Kadang diam dibutuhkan untuk gerak-gerak selanjutnya.
Walaupun bingung terus menggoda untuk tetap diam.
Dan takut juga terus merayu untuk tetap diam.

--Pagi yg cerah dan bising suara anak-anak, tapi tetap sepi--

Selasa, 17 Juli 2012

BAHAGIA

11 Juli 2007


Menulis. Langkah awalnya adalah dengan mengenal dan mempelajari jenis huruf yang akan digunakan,apakah itu huruf latin, kanji, arab, atau lainnya. Dari situlah akhirnya terbentuk kata yang ketika disambungkan dengan kata-kata lain membentuk kalimat (serius!?).


Saat ini, saya ingin menulis sebuah kata. Setelah melalui minggu-minggu yang luar biasa. Naik turun,sedih seneng, marah diam dan perasaan-perasaan hati lainnya semua dialami dalam setidaknya dua minggu ini.

Huruf pertama dari kata yang ingin ditulis adalah “B”.
Kenapa huruf “B”?. Saya pikir dia cocok untuk berada di garis depan. Lihatlah, dia begitu tambun. Apalagi kalau kita menulisnya dengan bulatan atas yang kecil dan bulatan bawahnya dibuat lebih besar (kebayang ga sih? Kaya orang buncit ya?!). Dengan menulisnya seperti itu “B” sangat cocok (menurut saya) untuk berada di depan, sebagai pelindung.


 Huruf kedua adalah “A”.
Sebagai yang pertama, dia harus dilindungi, sebagaimana yang terjadi pada dunia manusia. Orang pertama biasanya adalah orang yang penting, bisa jadi dia adalah seorang pemimpin, boss, atau semacamnya. Dibutuhkan pengamanan untuknya, oleh karena itulah “B” ada didepannya.


 Huruf ketiga adalah “H”.
Jika kita sambungkan huruf-huruf ini ke atas bentuknya akan seperti sebuah tangga bukan? Tangga mempermudah kita menuju ke atas, meraih sesuatu yang lebih tinggi. Cobaan-cobaan dalam hidup ini juga merupakan anak-anak tangga bagi keimanan kita. Jikalau kita mampu melewati sebuah cobaan  maka cobaan berikutnya, dengan kesulitan yang lebih tinggi, akan datang. Jadi inget dulu, hehehe. Oia cobaan itu akan datang pada titik-titik terlemah kita untuk mengupgrade kita. Ketika kita bisa melewati ujian tersebut maka satu kelemahan akan hilang, tapi bukan berarti cobaan berhenti.


Huruf keempat adalah, ya lagi-lagi “A”.
Sebagai yang pertama, “A” haruslah seimbang antara depan dan belakang, atas dan bawah. Sebagai pemimpin, jika yang pertama itu di asumsikan sebagai pemimpin, maka dia haruslah seimbang. Tidak menganakemaskan salah seorang dari sekian anak buahnya. Membagi perhatian yang sama, ehhm sepertinya mudah (tapi woow, 10 kg, 20 kg, 100kg?)


Huruf kelima adalah “G”.
Guedan eGo. Dua hal yang berhubungan (dihubungkan aja). Setiap manusia pastinya berbeda dalam hal sifat. Ada manusia yang ketika mengalami kepedihan enggan berbagi dan tiba-tiba menjadi tertutup/pendiam. Biarkan saja dia sendiri, mungkin dia sedang mencari apa makna dari kejadian yang menimpanya. Asalkan egonya tidak membesar, saya pikir tidak. Dalam keadaan seperti ini, asalkan bukan sesuatu yang prinsipil, akan mengalah (diri sendiri ya). Nggak nyambung ya??

Huruf keenam adalah “I”.
Sesuatu yang simpel kadang tercermin dengan kemudahan walaupun menjadi simpel tidak selalu mudah. Begitupun “I”, ia hanya sebuah garis lurus, sangat mudah membuatnya.

Huruf terakhir (kayaknya udah pada tau ya)..ya betul, huruf “A”.
Dalam sebuah penutupan acara, biasanya adalah sebuah kehormatan jika ditutup oleh si nomor satu. Ketua acara misalnya atau seorang presiden. Kita posisikan lagi si “A” sebagai nomor satu.


BAHAGIA…Kadang identik dengan kesenangan. Lalu kesenangan itu sendiri bisa tergambar dari kondisi tubuh. Tubuh yang gemuk pun bisa jadi ukuran (ngarang ya atau..?? maksa). BAHAGIA kadang datang ketika kita menjadi yang pertama. Dalam sebuah balapan misalnya, betapa bahagia jika mampu melewati finish pertama. BAHAGIA juga bisa hadir ketika kita mampu melewati cobaan demi cobaan, apalagi ketika kita mampu mengambil makna dibaliknya, dan kebahagiaan yang kita peroleh karena keberhasilan itupun menjadi lebih bermakna. Bahkan sampai sulit terlukis dengan kata-kata. Dirinya sendirilah yang mampu merasakannya, sedangkan yang lain hanya menerka-nerka kebahagiaan macam apa yang diperolehnya. Tapi percayalah dia sangat ingin membagi kebahagian itu. Egonya berkurang. Terakhir, kadang BAHAGIA tidak memerlukan sesuatu yang rumit.


Itulah BAHAGIA. Itulah yang terjadi setelah melalui minggu-minggu yang berat. Entah kenapa BAHAGIA hadir. Pekan ini ditutup dengan bertemu kawan lama. Sekedar berbagi kabar terakhir, sepertinya lebih dari itu.



Sudah, sudah…sudah cukup pemaksaannya. Hehehe.


Pindahan dari blog Friendster...hiks FSnya udah ga ada :(

Tanggapan....


Wednesday, 31 Oktober 2007


SAHABAT SENJA

“Akhii, hmm, sayaa boleh ikutan ngajar?” kata-kata Aldi barusan mengalir agak tersendat dari mulutnya. Seperti ada keraguan di sana. Saya yakin, bukan keraguan karena niatnya, tetapi mungkin dia ragu akan penerimaan saya kepadanya. Pemuda seperti saya, apa pantas beramal dengan mengajar suatu ilmu kepada orang lain? Mungkin begitu batinnya berbicara. Segera saja saya jadi teringat dengan perkataan salah seorang teman dekat di kampusku. Antara pemahaman dengan tercapainya suatu tujuan, “hanya” terbentang jarak satu mata rantai pengamalan. Jadi, bersegeralah untuk menyambung mata rantai tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.

Saya mengenal pemuda tersebut beberapa tahun yang lalu. Kegiatan keislaman membawa kami dalam gelombang yang sama. Satu pemikiran dan satu tujuan. Selebihnya, banyak sekali hal yang kami lakukan untuk sekedar saling berbagi.

Dia termasuk anak yang pandai. Jarang belajar, tetapi selalu mendapat nilai yang bagus. Emang dasar anak yang cerdas. Jiwanya serasa bebas. Tidak ingin terikat dengan segala belenggu aturan. Tetapi koridor keagamaan selalu berusaha dipatuhinya.

Suatu kali, dia pernah bercerita tentang gadis yang disukainya.
“Dy, maafin gue ya. Sejujurnya, selama ini gue suka sama si Indah. Itu gara-gara lo sering cerita ke gue. Gue juga jadi simpati ke dia. Berlebihan memang, karena simpati itu makin lama turun ke hati. Menunjukkan eksistensinya dengan nama cinta dan sayang.”
“Dan kemarin, gue ngasih hadiah ke dia. Kan dia ulang tahun. Gue minta maaf kalau terkesan nusuk lo dari belakang.”

Saat itu juga, memang serasa ada yang menusuk jantung kala mendengar perkataan itu. Indah adalah sesosok gadis yang saya sukai, walau hanya sebatas kagum dan simpati. Tidak lebih. Tetapi, perasaan tersebut hanya sebentar menghinggapi. Selanjutnya, entah energi apa yang menyelimuti saya, yang jelas ada kekuatan yang muncul untuk berkata:
“Ya sudah, ngga apa-apa kok. Selama lu tanggung jawab dengan perasaan lu, you go friend. Gue ngga apa-apa. toh, gue ngga ada hubungan apa-apa kok.” Huhh, diorama semasa SMA yang sulit terlupakan. Ada sedih, senang, gembira, duka, semuanya tercampur menjadi satu dalam bingkai keremajaan yang indah.

Dan empat tahun ke belakang adalah masa-masa yang suram bagi dirinya. Kami dipisahkan oleh jarak dan universitas. Jauh. Dan semuanya terasa semakin jauh manakala kudapati dia sudah tidak seperti dulu. Dia berubah. Dia yang dulu pernah memegang posisi ketua pembinaan, kini kelimpungan membina diri sendiri yang solat lima waktu saja sering bolong. Boro-boro puasa sunah senin-kamis, puasa ramadhan saja yang notabenenya adalah puasa wajib, dengan tanpa rasa takut, terkadang ditinggalkannya karena tidak tahan terhadap lapar dan dahaga.

Ketika orang lain sedang asyik tarawih, dia pun sedang asyik bermain bilyard dengan kawan-kawan lainnya yang sejenis. Pulang larut malam ataupun dini hari itu sudah biasa. Bahkan saat itu, jarang sekali dia pulang ke kos. Sekalinya pulang hanya sekedar ganti baju. Dan Jarang sekali dia mandi.

Pernah satu kali, dia memaki-maki orang yang sedang mengaji. Berisik katanya! Padahal saat itu sedang bulan Ramadhan. Ke masjid, malasnya minta ampun. Padahal jaraknya hanya “sejengkal”. Lokasi masjid tepat berada di depan kosannya. Entah peristiwa apa yang dihadapinya hingga ia berubah seratus delapan puluh derajat bedanya.

Kehidupannya mungkin akan terus kelam seperti ini jika saja dia tidak secara sengaja menemukan buku kecil pemberian temannya ketika dia ulang tahun yang kedua puluh. Saat itu terasa biasa saja. Tetapi kini, hadiah tersebut terasa bermakna. Memorinya kembali pada kebersamaan di waktu senja SMA. Berputar dan terus berputar. Mengingatkan sampai hal-hal yang terdalam. Tentang arti kehidupan, dan tentang makna kematian. Semuanya juga mengingatkan dia kepada sosok pemberi buku kecil tersebut. Sosok yang menjadi teman baiknya kala SMA, yang antara dirinya dengan sosok tsb senantiasa saling menasehati dan mengingatkan. Dan kini dia menangis tergugu di hadapan Quran, buku kecil tersebut. Ada kerinduan yang menyayat hati untuk segera membacanya.

Itu semua diceritakannya ketika secara sengaja dia menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumahku. Dia tidak berani menatap mata saya. Biarlah, walau hanya cerita, itu sudah cukup bagi saya. Di sela-sela ceritanya yang kadang lancar dan kadang tersendat, air matanya ikut mengalir. Dia tidak berani bercerita lebih jauh tentang kegelapan yang sudah dilaluinya. Tidak apa batinku, asalkan kau telah sadar dan kembali, itu sudah cukup, bahkan berlebih. Biarlah masa lalu menjadi catatan tersendiri bagimu.

Beberapa hari setelah dia berkunjung, kabar itu datang. Aldi tertabrak mobil ketika ingin pulang ke kos untuk melakukan solat Isya. Waktu itu pukul dua puluh dua malam tepatnya. Tidak banyak yang tahu tentang kabar ini. Saya pun tahu kabar tsb dari kakaknya. Segera saja keesokan harinya saya pergi. Tak ku pedulikan lagi presentasi siangnya.

Rumah sakitnya cukup sulit untuk ditemukan. Terletak di kota yang saya jarang sekali mengunjunginya. Butuh perjuangan yang luar biasa. Setelah sempat tas saya di silet di kereta, dan tanya kesana kemari, akhirnya saya sampai juga di lokasi. Kondisinya lumayan parah, tapi Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepadanya untuk memperbaiki diri.
***
“akhii, boleh ngga saya ikutan ngajar? Kalau ngga boleh ngga apa-apa kok” Suara itu kali ini terasa lembut dan tersirat iba di sana. Segera saja saya tersadar dari lamunan tentang Aldi dan segera menjawab pertanyaannya dengan mantap seperti tidak ingin diselingi oleh satu desahan nafas sekalipun. “Yup, situ bisa ngajar ini... jam segini...?“ tanpa berbasa-basi lagi, saya jelaskan semuanya, dan saya juga menanyakan kesanggupannya tentang pelajaran apa saja yang dikuasainya. Saya tidak berpikir panjang lagi mengenai background pemuda tersebut, walau saya tahu pengalaman hidup yang kelam pernah dilaluinya. Semoga kebersamaan ini, dapat membimbing kami kembali menuju kutub yang positif.

Senja ini, Tuhan telah mengembalikan dia dalam rengkuhanNya kembali. Dan saya pun jadi punya kesempatan untuk saling berbagi kembali dengannya. Seperti dulu, ketika kami pernah melewati senja di sekolah, di bawah pohon bambu yang tertiup angin sambil memandang ke arah danau selepas bermain bola. Kali ini, nadanya agak berbeda. Akan tetapi bukan berarti tidak seirama. Biarlah, kami akan menciptakan irama baru yang semakin merdu.
=================================================================================================
Cerita ini hanya fiktif belaka, eh salah, cerita ini diambil dari tulisan seorang teman dalam blognya (www.diyo.blogspot.com). sebenernya banyak tulisan lain di dalam blognya yang lebih bagus, tapi pas baca tulisan ini, ehm ehm deh. Seperti membaca garis hidup sendiri, walaupun agak samar karena memang sengaja dibuat seperti itu. Satu hal yang pasti nangis, waktu ngebacanya! Di rental nangis? Ga peduli! Yaks, ada sisi-sisi yang menyentuh emosi, mungkin karena itu tadi, seperti garis hidup sendiri. Apalagi kalau bener kawan yang satu ini harus meninggalkan presentasinya dan harus di silet tasnya, waduh….!!


Ahmad Sudia Abdurrahman namanya. Dio begitu biasanya dia dipanggil (kenapa bisa jadi Dio ya? Seharusnya kan Dia, pertanyaan yang dari dulu belum dijawab, la wong ga pernah ditanya masa dijawab ^_^) seorang teman yang begitu mencintai keluarganya, ibunya, adik dan kakak perempuannya dan tentu abahnya. Teman yang nyaris tak pernah menampakkan raut kemarahan. Satu sekolah selama enam tahun, tapi baru mulai berbagi pada dua tahun terakhir dalam kebersamaan itu. Dia (or Dio, mirip kan) temen yang mengasyikkan. Kami sekelas waktu kelas II SMA dan duduk bersebelahan. Dulu kita suka maen banyak-banyakan sariawan (aneh ya), karena kita berdua sering banget sariawan. Maen gede-gedean nilai, untuk yang satu ni Dio lebih sering menang. Apalagi kalau pelajaran matematikanya bu Liza. Oia kita juga sempet mencoba menghafal Al-Qur’an, biar semangat jadinya dibuat sedikit berkompetisi (kalau bukan karena hal ini mungkin saya hafal Al-Baqarah Cuma sampai lima ayat pertama aja). Kita juga satu organisasi di ROHIS. Dan ROHISlah yang lebih mendekatkan kami, bukan hanya kedekatan karena hal-hal diatas, tapi juga kedekatan hati. Dio juga sempet nawarin saya jadi pengurus koperasi, tapi saya tolak. Karena apa ya? Saya lupa alasannya. Tapi setelah berjalan saya sering bantu koperasi beli barang-barang (90% makanan dan minuman) buat dijual sama koperasi. Kita belanja kadang banyak banget, sampai orang-orang nanya “buat apaan dek?”. Maklum kita masi pake seragam sekolah. Kita berdua paling ga suka duduk depan dan anehnya waktu tempat duduknya diputer kita ga pernah kebagian di depan karena waktu kelas II hampir setiap hari ada anak yang ga masuk. Termasuk kita berdua. Kalau Dio sering banget hari selasa ga masuk sekolah (jaga wartel ya io? Hehe).


He’s such a nice friend. Dio bener-bener sahabat yang menyenangkan, yang bisa mengerti keadaan kawannya, yang memberikan telinganya untuk terus mendengarkan cerita-cerita saya, Tapi, entahlah apakah saya juga sahabat yang menyenangkan buatnya.


Semoga Allah selalu mempermudah urusanmu di dunia dan akhirat kelak.

Jatuh dan bangun dalam kehidupan, adalah fitrah dari perjuangan
Dikala hati kita terlena, ingatlah Allah setiap saat.

Senin, 16 Juli 2012

Kau Telah Warnai Hidupku


Lembar hidup yang dulu muram
Kini bersinar
Dan menampak maknanya
Lepas sudah kesendirian
Selama ini…
Kuterjerat sepi

Menyusun hariku
Berulang dan sama
Melukis kelabu
Tanpa jiwa

Reff:
Tiba-tiba ku terkesima
Seorang dara
menjentikkan jarinya
Sekejap... semua berubah
Mengagumkan……
Kau tlah warnai hidupku

Kau tuntun aku tuk sadari
Melihat hidup dalam satu
harmoni

Kasihmu tulus memberi
Sisi di hati….
Yang terdera sepi


Menyusun hariku
Berulang dan sama
Melukis kelabu
Tanpa jiwa


(Katon Bagaskara- Kau Telah Warnai Hidupku)

Sabtu, 14 Juli 2012

Gelisah 3

Kalau ada perasaan yang paling menyulitkan untukku, maka itu adalah perasaan bersalah terhadap seseorang. Bahkan saking bingungnya bersikap, aku sering berharap punya Doraemon dan meminjam mesin waktunya lalu kembali ke titik waktu di mana kesalahan itu ku buat. Sesuatu yang tidak mungkin karena kembali ke masa lalu akan merubah masa depan. Walaupun aku punya keyakinan manusia bisa saja membuat sebuah mesin yang bisa melihat masa lalu. Melihat saja, tapi tidak bisa masuk dan merubah apa yang sudah terjadi. Hanya masa lalu, tidak bisa untuk masa depan. Lantaran masa depan itu dibangun dari keputusan-keputusan masa lalu.

Sabtu minggu lalu, harusnya aku jadi panitia walimahan adiknya Galih. Tapi aku bener-bener lupa, pagi-pagi buta langsung cabut ke Citeurep melihat pelaksanaan hari pertama MOPD. Maklum saat penggemblengan panitianya ada insiden kecil ketika outbond. Outbond yang rencananya kelar maksimal jam 5, ngaret sampe 7 malam. Ditambah cuaca hujan, sempurna banget untuk bikin komitmen panitia. Padahal hari pertama Cuma briefing, pembagian kelompok, tugas-tugas tapi karena ingin lihat sejauh apa panitianya bersungguh-sungguh memenuhi janjinya, aku antusias banget buat dateng sampe lupa di minta jadi panitia walimah juga. Ini juga lantaran aku ga dateng pas rakor kedua, karena ke Anyer, ngedampingin anak-anak liburan.

Sabtu siang malah ada reuni kecil dengan temen-temen kuliah. Ya Allah, makin lupa aja. Udah lama ga ketemu Arga, Chusni, Denang plus Ari. Aduuh bingung banget pas hari minggu ketemu Galih karena aku mutusin untuk ngembaliin baju batik panitianya, wong ga kerja sama sekali masa ada dapet baju. Biasanya bisa bercanda-canda, tapi saat itu malah bingung. Walaupun Galih bersikap biasa aja. Sampe sekarang pun masih kerasa ga enak kalau mau maen lagi. Doraemon tolong akuuuuu........

Belum genap seminggu, bikin kesalahan lagi. Brrrrrrr, ini lebih membingungkan lagi. Pagi tadi sampe ga berani bawa motor (walaupun akhirnya bawa juga karena perhitungan waktu yang mepet), takut ga fokus di jalan. Akhirnya merasakan sepi di tengah keramaian orang tua murid. Alhamdulillah, Lukman dateng tepat waktu kalau ngga aku diminta ngejelasin program studi TI ke orang tua murid. Hohohohoho... Doraemooooooon...


Semoga ga bosen mendengar kata maaf.

Untuk kesekian kali ada keinginan yang terkabul ba'da Ashar. Walaupun setelahnya air mata meleleh. Terima kasih ya Rabbi.

Gelisah 2

Dalam keadaan senang yang membuncah juga diperlukan ketenangan. Karena perayaan yang berlebihan bisa menyakiti yang lain.

Maaf, sekali lagi maaf.

Gelisah

Air mata pagi,
Bahkan mungkin lebih dini,
Bukan karena tak bersyukur pada-Mu ya Rabbi,
Agar ketenangan meresap dalam hati.

Aku sadar hari ini akan bertemu lebih dari 400 orang, tapi rasanya akan sepi. Ya ampun, kenapa sant?

Berasa banget suka duka itu di pergilirkan. Bahkan bisa terjadi dengan sangat cepat.

Semoga tidak ada yang berubah setelah kejadian pagi tadi. Amiin

Kamis, 12 Juli 2012

Dini hari...

Bernyanyilah wahai kelu,
Pada desir-desir waktu tak tentu..
Aku malu..
Beriringanlah dalam sendu,
Pada lembut kata berwajah syahdu..
Aku rindu..

Minggu, 08 Juli 2012

Apa coba

Hatiku, hatimu, hatiku
Berpindah-pindah pada tiga
Berjarak-jarak pada dua
Akankah bersatu pada waktu.

Sabtu, 07 Juli 2012

Steak or

Bingung kenapa orang-orang sampai memadati tempat ini. Aku benar-benar ga menikmati makan steak. Lebih enak bakwan malang BBM, mie ayam kangen, bahkan sama ketoprak mas Nur pun jauh rasanya.

Makanan ini cuma menang gaya aja ko. Aku yakin kalau kalian pernah nyobain ketoprak mas Nur pasti pengen lagi. Ya ya ya. Apalagi pizza, iih aku udah janji ga akan makan itu lagi. Mending makan lopis deh.

--Steak n Shake Margonda--

Selasa, 03 Juli 2012

36

Hari ini d telpon bagian kurikulum Annisa. Diminta ngajar 36 jam utk Annisa aja, Fisika semuanya. Wow.. Fisika dapat jatah 2 jam per pekan per kelas, artinya ada 18 kelas. Katanya 18 kelas itu cuma kelas 10 dan 11 aja karena kelas 12 ga ada Fisika. Berarti kelas 10 yg baru ada 12 kelas. Laku bgt Annisa, bisa buka 12 kelas baru.

Tapi setelah di pikir-pikir lagi, ternyata saya akan jadi satu-satunya guru Fisika d Annisa. Owwhh no. Belum lg ngoreksi 18 kelas. Hmm, ga kebayang deh. Bisa2 kamar saya jadi lautan kertas.

Polimedik gimana Sant? Aduuh, sepertinya harus memutuskan utk memilih salah satu.

Coba-coba

Kekhawatiran tak menjadikan bahayanya membesar. Hanya dirimu yang mengerdil. Tenanglah karena Allah bersamamu. Maka tugasmu hanya berikhtiar dan di sana pahala surga menantimu."

Nyoba aplikasi blog utk android. :-)

Senin, 25 Juni 2012

Sea, yeah I want to see ....

Kau tahu apa itu rindu?


Rindu itu gelombang jiwa,
yang hadir tiba-tiba dan kapan saja,
seperti saat kau melihat laut tak bertepi,
Lalu terkumpul semua energi,
untuk menutup matahari,
agar malam itu datang kembali,
walaupun bisa jadi... 
ini hanya keinginan yang terlalu dini



Menjelang sore di Anyer....
Terakhir kali ngeliat laut tahun 2006, perpisahan BEM.

Jumat, 22 Juni 2012

A week

Rabu ini di MUI


Rindu, hmm ga mungkin lah ada tanpa kenangan. Kenangan tentang apa saja. Dan yang namanya kenangan pasti waktunya sudah terlewati. Jadi ga mungkin ada orang yang merindukan masa depan. Sepakat ya!


Nah, semakin banyak kenangannya ngebikin rindunya semakin besar (Rindu Tebal istilah Iwan Fals mah). Semakin banyak yang bisa membuat rindu datang tiba-tiba karena banyak kenangan, banyak hal-hal yang berhubungan dengan apa yang dirindu. Sepakat juga ya!


So, Karena terus memperhatikan,  5 kali dalam seminggu selama 2 tahun. Wajarlah kalau kehilangan apa yang diperhatikan itu membuat hidup jadi gamang sampe beberapa bulan. Padahal kenangannya Cuma dalam bentuk pandangan mata, karena tak mampu berkata walaupun hanya menyapa.. Jadi sadar, ternyata semua kata bisa luruh di hadapan wanita kalau ada cinta. 


Setelah itu, lantaran melalui 3,5 tahun dalam ruang yang sama, bahkan sering kelompok yang juga sama, plus 2 tahun dalam satu organisasi. Banyak cerita, banyak canda, banyak komunikasi. Menjadi wajar juga  ketika janur kuning memisahkan air mata tak terasa keluar, menyesal. Dan selama tiga tahun setelahnya hati ini kaya membeku, sampe April lalu.


Yang jadi pertanyaan, kenapa kenangan yang hanya berbentuk 2 kali pertemuan plus sebuah memori usang lebih dari 10 tahun lalu bisa menghadirkan rindu yang besar? Hmmm, mungkin karena mengungkapkan dan keinginan untuk menyempurnakan. Sementara pada 2 cerita yang pertama belum memikirkan hal itu. ANOMALI.



Sewindu sudah lamanya waktu
Tinggalkan tanah kelahiranku
Rinduku tebal kasih yang kekal
Detik ke detik bertambah tebal

Pagi yang kutelusuri riuh tak bernyanyi
Malam yang aku jalani sepi tak berarti
Saat kereta mulai berjalan
Rinduku tebal tak tertahankan

Terlintas jelas dalam benakku
Makian bapak usirku kupergi
Hanya menangis yang emak bisa
Dengan terpaksa kutinggalkan desa

Seekor kambing kucuri
Milik tetangga tuk makan sekeluarga
Bapak tak mau mengerti 
Hilang satu anak tuk harga diri

Aku pergi meninggalkan coreng hitam dimuka bapak
Yang membuat malu keluargaku
Ku ingin kembali mungkinkah mereka mau terima 
Rinduku

Maafkan semua kesalahanku
Kursi kereta yang pasti tahu



(Iwan Fals-Rindu Tebal)


Kamis, 21 Juni 2012

Worry

Apakah khawatir itu tandanya cinta?


Ibu orang yang sangat khawatir terhadap anak-anaknya. Makanya ketika keluar rumah, pesan beliau sangat banyak. Ya mungkin dengan cara itulah beliau mengekspresikan semua kecintaan pada anak-anaknya. Love you so much.

Tapi untuk kejadian ini saya tak berani berprasangka seperti itu. Entahlah. 


---Maaf jika tak peka---

Sabtu, 16 Juni 2012

Masih sama

Konsistensi emang masalah besar. Tulisan dari blog lama. Hups...



Tuesday, 1 Januari 2008

Last Year


Konsistensi. Kekuatan/kemauan untuk terus berada pada suatu cara/jalan. Sebuah ketetapan hati. Luar biasa sulitnya. Hampir seperti tahun sebelumnya, sepanjang tahun kemarin beberapa kali terpeleset pada masalah yang efeknya membuat keluar dari jalur. Sebenernya masalah konsistensi pada kebenaran bukan semata masalah pada seseorang, tapi juga pada orang lain yang ingin berjalan di atas jalan yang lurus. Karena sudah sunatullah orang yang menyatakan diri berada pada jalur kebenaran maka dia harus siap diuji dan sesungguhnya ujian itu ada untuk meningkatkan kualitas seseorang.


Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Q.S. Al- Ankabuut:2)


Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat .(Q.S. Al Ahzab: 11)


Selain itu musuh utama manusia pun takkan pernah ridho melihat manusia mencoba menggapai surga yang telah dijanjikan Allah bagi mereka yang mencoba berjalan pada jalan-Nya yang lurus. Tujuan iblis menggoda manusia adalah agar mereka berpaling atau dengan kata lain mengganggu konsistensi kita pada jalan Allah. Lalu wajarkan ketika kita sedikit terpeleset? Masalahnya adalah kalau kita terpeleset pada lubang yang sama berarti kita belum berhasil melalui ujian itu. Apakah wajar yang seperti itu? Ya Allah, semoga akhir hidupku tidaklah pada saat aku terpeleset.


Hari sudah berganti
Semoga mentarinya menghangatkan
Jiwa lusuh yang terus berjalan
Memecah gumpalan asa
Tahun ini..semoga.


Selamat datang 2008. Semoga kau bisa jadi sahabat yang baik untukku


Jumat, 15 Juni 2012

Unique

Hari Jum'at yang unik. Pertama karena bu Kepsek ngasih libur. Aneh, sangat aneh. Polimedik itu sekolah yang berdiri sebagai CSR dari sebuah pabrik dan sering kali para gurunya di samakan dengan para pegawai pabrik. Bahkan dulu jam pulang disamakan dengan para pegawai, jam 4 sore. Padahal jam sekolah sudah selesai sejak jam 2. Malahan ketika libur sekolah gurunya diminta tetap masuk walaupun diakalin dengan sistem piket. Jadi libur hari ini bener-bener diluar kebiasaan.

Hal kedua yang diluar kebiasaan Jum'at ini adalah undangan maen futsal dari Thulaby, jam 6-8 pagi di Kelapa Dua. Buat ku ini juga aneh. Waktu masih aktif di Imani aja ga pernah di ajakin maen futsal, eh sekarang malah dapet undangan, pas sudah ga aktif lagi. Pas sekali, pas di kasih libur. Paling tidak bisa melepas beban minimal selama 2 jam. Ahaaa, aku yakin tak ada sesuatu yang terjadi diluar kontrol-Mu ya Rabb.

Karena libur itu pula, ada satu hal diluar kebiasaan yang akan aku temui di Jum'at ini. Kotak amal pas sholat Jum'at. Aneh ya, bukan karena aku ga sholat Jum'at kalo ga libur, tapi lantaran kalau pas masuk sekolah pasti sholat di mesjid si empunya pabrik dan beliau ga mau ada kotak amal di mesjidnya mungkin karena merasa sanggup untuk merawat mesjid tanpa sumbangan dari jamaah. Ckckckckck, monopoli amal, menutup peluang orang lain untuk mendapat pahala.

Walaupun pagi ini jadi sedikit ragu buat dateng maen futsal, takutnya ga ada yang dikenal. Ah, bismillah saja, olahraga dan sekalian silaturahim. Yaps, sampai di sana cuma kenal Azhar dan Umar aja. Ga masalah, kalo kata komentator, sepakbola itu bahasa universal, hehe. Maen futsal pun tetap menyenangkan, ternyata banyak anak SMA 5, entah sudah alumni atau masih SMA. Yang pasti badannya masih kurus-kurus, gerakannya masih lincah, dan larinya masih kenceng.

Seminggu ini berarti udah dua kali maen bola (futsal). Yang pertama hari selasa kemaren, ngadu lawan guru SMK Madani. Skor akhirnya 24-24. Seru banget, karena sepanjang pertandingan selalu ketinggalan tapi 15 menit terakhir sempet unggul 24-21. Sangat menguras fisik coz Cuma punya 2 pemain pengganti padahal kita maen 1,5 jam, sedangkan mereka punya 4-5 pengganti dan 3 diantaranya murid SMK Madani.  Kami cuma bawa 1 murid buat jadi kiper, posisi yang paling tidak diinginkan. Buatku maen bola itu sangat-sangat menyenangkan, untuk refreshing melupakan masalah sejenak. Maen bola juga yang membuatku mulai kerasan di SMA 1, setelah beberapa bulan awal di sana merasa ada yang hilang, Matahari. Bener-bener merasa aneh ga ngeliat matahari, kehilangan semangat. Sangat tertolong dengan tradisi maen bola plastik di SMA 1.

Sekitar jam setengah 8, mantan khalifah Imani dateng, Caku. Hmmm, pasti ada obrolan panjang ini mah, maklum udah lama ga ketemu. Biasanya aku lebih senang jadi pendengar dan mengiyakan kalo Caku ngomong walaupun ada beberapa hal yang kurang sreg di hati. Ilmu dan pengalamannya banyak, jadi enak ngedenger apapun yang dibicarakan walaupun kadang sudah pernah disampaikan. Gara-gara cerita Caku tentang Turki hampir setahun yang lalu, jadi ingin ke Turki. Ingin lihat selat Bosphorus, menapaki kehebatan Muhammad Al fatih menaklukkan Konstantinopel.

Oia, ternyata Caku udah resign dari tempatnya kerja dan sekarang mencoba menggeluti bisnis. Untuk ramadhan nanti dia mau jualan baju koko, segmentasinya untuk kelas menengah. Kalau untuk masalah fashion, kelas menengah ini biasanya lebih care terhadap model. Sementara kelas bawah  berkutat pada masalah harga. Nah.. kalao kelas atas lebih mementingkan kualitas. Begitu teorinya (haalaah Sant, kebanyakan teori nih :'(   ).

Setelah futsal, diminta mampir ke rumah Caku. Dia memintaku menaksir berapa harga baju koko yang mau dia jual itu. Hmmm, buatku itu pertanyaan susah karena aku jarang beli pakaian. Kalo belum rusak atau sudah nda muat, ngapain beli pakaian baru. Makanya ga punya banyak pakaian. Biasanya itu-itu lagi yang dipake. Sering banget disindir temen kantor, "lw tuh tidur pake kaos ini, maen bola pake kaos ini, ngajar pake kaos daleman ini juga, kaga ada lagi apa?". Lukman lebih sadis lagi, ”kapan-kapan kita ke tanah abang, beli baju sekarung buat lw". Kalo di Annisa, "Sant, batik lw ga ada yang laen?". Arrggggh, apa sih salahnya!!!

Prinsip ku, kalao masih bisa dan layak digunakan ga perlu beli baru. Akan tetap seperti itu!! Jadi inget hapeku yang hilang Februari lalu. Sony Ericsson K800. Kalao ga hilang ga akan beli android, walaupun sangat tertarik sama android. Udha sama (lagi-lagi) Lukman suka ngojog-ngojog (bahasa apa ini, memprovokasi lah) buat ganti ke android, tapi aku tahan karena hape ku masih sangat baik. Semua fungsinya masih berjalan. Buat apa hape baru. Tapi karena keseringan di ojog-ojog, malahan sampe di cengin "udah ga jaman mencet-mencet keypad, sekarang mah di sentuh donk. Kapalan ntar tuh jari mencet-mencet mulu". Segala macem lah, sampe akhirnya keluar deh jawaban asal bin emosional "gue baru beli android, kalo hape gue rusak atau ilang". 1-2 bulan kemudian kejadian deh, hilang tuh hape di kantor. Barengan sama netbook Catur dan netbook sekolah. Ada tamu tak diundang masuk kantor, pas banget semua guru lagi rapat di ruang atas. Akhirnya Sony Ericsson ke 4 dengan tipe android itu hadir juga.

Obrolan pun memanjang sana sini di selingi ketan, gorengan dan segelas kopi. Hups, Jum'at penuh berkah yang menyenangkan. Paling tidak, sangat mendukung dalam masa-masa penantian ini.



Senin, 11 Juni 2012

11 Juni

Malam ini.....

Menatap langit tanpa bintang.
Pekat namun tetap berharap,
akan ada asteroid yang keluar orbit Mars-Jupiter.
Mengacak atmosfer bumi,
memercik api,
membunuh sepi.
Rindu (yang terlalu) dini.


4 tahun lalu aku di wisuda. Prosesi yang nyaris tak tercapai lantaran semangat yang terus turun-naik. Alhamdulillah, akhirnya tanggal ini punya kespesialan yang berhubungan dengan diri sendiri....



“Kadang kau harus meneladani matahari. Ia cinta pada bumi, tapi ia mengerti, mendekat pada sang kekasih justru membinasakan.” 

--Salim A Fillah--

Minggu, 03 Juni 2012

bweeeuuuuuuh

Kering rasanya air mata ini karena nangis terus dari tadi. Saya tak tahu pelajaran apa yang hendak Kau ajarkan pada hamba dalam kejadian-kejadian ini.

Air mata ini,
rasanya terlalu dini,
berhambur keluar tanpa henti.

belok

Ada orang yang butuh disentil, butuh momen atau apalah untuk berubah. Terutama berubah dalam hal-hal yang mendasar. Dan ada juga orang yang dengan kesadaran tersendiri bisa berubah. Sepertinya saya masuk ke dalam golongan yang pertama.

Dulu pernah berfikir orang-orang yang aktif berkicau di facebook adalah orang-orang yang kurang perhatian. Apalagi setelah baca tulisan Arys Hilman tentang itu. Di tambah opini kang Romel bahwa facebook dan sosial networking lainnya membunuh para blogger untuk menulis panjang. Cukup ide-ide pendek, posting selesai. Beda sama blog, ga mungkin kan nulis hanya dalam 1-2 kata atau 1-2 kalimat. Perlu dikembangkan lagi.

Saya malah pernah nulis hal ini di sini. Saya pun ga ngerti kenapa tiba-tiba malah kaya burung di FB suka banget berkicau ga jelas. Padahal dulu ga seperti itu. Ok, peristiwa rabu pekan lalu adalah saat yang tepat untuk mengawalinya. Bismillah.


serba salah jadinya karena rabu lalu itu.


Typus

Jika ingin berdamai dengan perasaanmu sendiri, berjuanglah untuk mengharap cintaNya.. bukan cintanya.. Jika kau ingin berjuang untuk cintanya, tetaplah berjuang karena kau mencintainya karena juga mencintaiNya sehingga kau dapat menjadi pribadi yang lebih baik untuk memperjuangkan orang yang juga baik.. InsyaAllah jika kita berlomba untuk menjadi baik, maka orang yang kita tunggu diam-diam itu juga sedang belajar untuk menjadi yang lebih baik (sumber)


Perasaan saya kali ini kaya typus, kadang naik kadang turun. Kadang biasa saja, nothing to lose. Sering juga takut kehilangan. Aneh, mungkin efek do'a istikharah kali ya.

Kalau kau menganggap hal itu sebagai sebuah keajaiban, percayalah sudah berlalu banyak keajaiban di dunia ini.


Minggu, 20 Mei 2012

Warna-warni

Hari ini.. Ehmmm apa ya. Warna-warni banget. Di mulai dari berbincang-bincang dan mengamati Djuanda. Udah kaya telik sandi aja (telik sandi apa coba? kosa kata yang saya dapet dari sandiwara radio jaman dulu). Yah seru lah. Aktifitas di Djuanda disambi dengan makan pagi. Menunya bubur ayam. Huuush, untunglah ada emping jadi ada rasa pahitnya dan sate empela (makanan paling nikmat, tapi kolesterol kelewat batas hehehe). Selera makan saya pagi ini belum kembali seperti biasa, tapi sudah lumayan lah.

Karena ada permintaan untuk jadi panitia walimahan adiknya temen, jadi langsung berangkat ke Depok 1 padahal bilang ke Ibu mau pulang dulu. Tak apalah, nanti dijelaskan kalau sudah sampai rumah.

Sepanjang jalan fokus kepala ini sepertinya agak terganggu karena lagi-lagi saya harus memikirkan bagaimana cara menjelaskan keadaan dan keseriusan saya pada asteroida yang tiba-tiba melintasi orbital benak pikiran saya kurang lebih 2 bulan yang lalu (lebay dah). Sempat berpikir jangan-jangan dia jadi panitia juga dan "terpaksa" bertemu. Saya buang jauh-jauh pikiran itu dan lebih memilih untuk merencanakan sms lagi selama rapat panitia nanti.

Rencana tinggal lah rencana, tetap saja keputusan Allah yang berjalan. Ketemu di tengah jalan!!!!!! Aduuuh ga bisa gambarin perasaan saya ketika itu. Bingung, gugup, dan senang jadi satu. Ya Allah, susah kali bicara pada kaum hawa apalagi ketika cinta mulai terlibat. Bingung mau mulai dari mana dan dikepala ini rasanya cuma ada kata "saya serius" dan "bagaimana kelanjutan cerita ini".

Sempet juga ada pikiran untuk nganterin dulu, tapi pikiran itu cepat saya kalahkan "BUKAN MUHRIM". Keinginan saya, selain ibu, wanita pertama yang saya bonceng adalah istri saya. Sayangnya keinginan itu sudah terpatahkan kan 2 kali. Pertama oleh murid saya dan kedua seorang temen guru. Tapi keduanya karena terpaksa, syar'i lah alasannya.

Pembicaraan di pinggir jalan itu mungkin pembicaraan terlama yang saya lakukan dengan seorang wanita di luar urusan pekerjaan secara face to face. Sayangnya, kalimat saya seperti ga runut, entahlah dia mengerti atau tidak. Semoga tidak ada salah paham.

Setelah itu, di rumah temen sambil nunggu rapat, saya merasa gamang arrrggggh aneh lah. Ketika penjelasan garis besar acara, saya sibuk beristighfar agar bisa fokus memperhatikan penjelasan ketua panitia. Saya ga mau peristiwa setengah jam sebelumnya menjadi kenangan besar yang bisa merusak semua fokus saya.

Setelah sholat Dzuhur, sepertinya saya mulai faham kenapa rasa cinta saya tiba-tiba membesar bahkan rasanya ga siap untuk mengalah. Rasa sakitnya pasti luar biasa. Begini, menikah itu kan ibadah, bahkan nilainya luar biasa besar. Bayangkan bila keberislaman seseorang dibangun oleh Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Haji maka separuhnya adalah dengan menikah. Separuh boi, separuh agama ini. Setan pasti ga akan tinggal diam lah. Pemegang karcis neraka itu pasti akan mengganggu mulai dari mengacaukan niat, sampai menghilangkan kemauan untuk menikah.

Dus apa hubungannya dengan rasa cinta yang besar? Perasaan cinta yang besar, bisa jadi merubah niat kita. Dari karena Allah menjadi karena ingin memiliki/memperistri dambaan hati. Sant, Sant, Sant, masih inget kata-kata penghulu di pernikahan Mamat sesaat sebelum ijab kabul diucapkan? LURUSKAN NIAT . Beberapa bulan lalu, sempet nulis tentang ini kan. Huuuups.

Alhamdulillah, saya pun bisa menikmati soto buatan empunya rumah. Hmmm nikmat sekali. Dan saya pun sudah bisa memperlakukan orang-orang disekitar saya dengan benar. Yaps, mereka bukan radio butut yang cuma bersuara dan tak peduli bagaimana pendengarnya. Akhirnya bisa sedikit nimbrung dalam pembicaraan tentang pesantren Gontor. Seru juga sistem pendidikan di sana, terutama sistem punishmentnya.


===================================================================

Saya mencintai Allah, anda pun mencintai Allah dan kita menikah karena sama-sama mencintai Allah. Simple bukan. Memang dibutuhkan cinta sebagai pembuka, tapi harus pintar-pintar memanage-nya.

Cinta itu fitrah, seperti juga lapar. Lapar dipenuhi dengan makan dan dibatasi dengan berhentilah sebelum kenyang. Kalau lapar dituruti terus maka fitrah itu berubah menjadi nafsu dan nafsu itu lebih dekat pada kejahatan/kemaksiatan/dosa kecuali nafsu yang dirahmati Allah. Pemenuhan terhadap cinta? Menikah, karena dengan menikah andaikan kita menuruti terus fitrah cinta itu dia juga akan berubah menjadi nafsu, tetapi nafsu yang di rahmati Allah.

Alhamdulillah, welcome home selera makan, welcome home fokus. Berdo'a, berdo'a dan berdo'a.

Ya Rabbi, jika dia baik untuk urusan dunia dan akhirat ku, maka takdirkanlah dia untukku, mudahkanlah untukku, dan berkahilah.


Ya Rabbi, jika dia tidak baik untuk urusan dunia dan akhiratku, maka jauhkanlah dia dari ku dan berilah aku pengganti yang akan membawa kebaikan pada urusan dunia dan akhiratku. Amiin

Sesungguhnya tipu daya Setan itu lemah!!

Setelah matahari, ada bintang kecil dan sekarang asteroida.


Sabtu, 19 Mei 2012

Terima kasih

Bagian yang biasanya saya baca kalo liat skripsi di LSI ya ucapan terima kasih. Makanya pengen banget halaman ucapan terima kasihnya di hias atau depannya di kasih gambar apa gitu buat menyetakan terima kasih, tapi karena kemaren mepet dan lumayan sibuk, mpe gak kepikiran deh. Akhirnya halaman itu (ucapan terima kasih-red) nggak dirubah deh. Masih sama kayak halaman terima kasih yang di draft buat sidang. Rencananya sih kalo yang di skripsi di bedain dan dibanyakin halamannya, tapi ya itu tadi, nggak sempet. Akhirnya seadanya. Malahan nama pa Dedi Fardiaz salah. Jadi kalo baca ucapan terima kasih di skripsi saya, nama pa Dedi Fardiaz jadi Dedi Fardiaz Muchtadi..Nah loh. Jadi waktu bikin ucapan terima kasih itu nyontek skripsinya Arga. Dosen pembimbingnya Arga kan pa Deddy Muchtadi. Hehehe. Maaf ya pa Dedi. Nah ini ucapan terima kasih saya yang lengkap, tapi nggak ada untuk Allah, Rasul, Orang tua, Dosen pembimbing, dan saudara-saudara saya. Coz itu udah pasti ada di skripsi. Yang saya posting itu yang ngga tertulis/tertulis sebagian di skripsi. Okey.. Terima kasih semuanya. "Akhirnya Lulus Juga" (minjem judul reality show "akhirnya dateng juga")

Kwintanto Sambodo, Chairul Umam, Muhammad Ihsanur, Ust. Yusfan, Bot Pranadi.
Dua nama pertama karena sudah memperkenalkanku pada Islam dan menanamkannya di dalam hati ini. Sehingga di kemudian hari tidak ada kebimbangan untuk memilih. Teduh wajah, lembut tutur kata, dan canda-canda kecil kalian, aku rindukan. Ya Allah, aku titip rindu ini untuk mereka berdua. Pertemukanlah kami kembali di dunia ini suatu hari nanti dan di surgaMu kelak.
Nama ketiga, sangat sedikit yang kudapat darinya karena hati ini sudah menyepelekannya. Ternyata, dia orang besar. Aku terlanjur mengabaikannya. Barulah dikemudian hari penyesalan itu datang.
Nama ketiga untuk “jangan jadi emas”
Nama terakhir. Untuk semua kesabarannya “saya ngga shalat lima waktu”, lalu “beberapa hari kemarin saya ga shalat lagi”. Beberapa bulan kemudian “saya ga shalat ....... kemarin” lalu “saya ga shalat .......”. Setahun kemudian “saya lupa shalat isya”. Kemudian “susah shalat di masjid”, setelah itu “iya nih shalat shubuhnya lagi ga dimasjid”. Kapan stabilitas itu tercapai? Untuk semua kemarahannya “pulang aja ke Depok”, “jangan mempertuhankan teman”. Untuk semua perhatiannya “ada masalah?”, “masalahnya apa”, “sekarang ada di mana?”. Dan tentunya semua nasihat dan do’a yang keluar dari mereka semua.

Suci Rahmatia
Menuntunku untuk kembali. Entah kenapa namanya yang teringat ketika itu, sungguh rencana Allah lah yang berjalan. Kekaguman yang menyeruak kembali nyaris tak bisa tertahan. Sampai Allah berkehendak lain. Semoga kita bisa tetap istiqomah di jalan ini, kawan.

Ahmad Sudia Abdurrahman
Untuk mata yang mencoba terus melihat, telinga yang selalu berusaha mendengar, dan tangan yang ingin terus menjulur. Sahabat lama yang takkan pernah “lama”. Semoga persahabatan ini kan abadi hingga surga-Nya kelak.

Tarwin, Rahmat Adi Putra Kusumah
Kenapa pada dua orang ini aku bercerita? Perasaan ku mengatakan merekalah orang yang tepat.

Sarwo Edy Wibowo
Untuk semua bantuan dan kesabarannya.

Muhammad Fachrial Thalib
Untuk saran aneh yang kepikiran sampai kini. Bener-bener ga nyangka deh, saran itu keluar dari mulutnya.

Usman, Sarwo, Iqbal, Fahmul, Alfian, Yogi, Andrias, Hendri, Kamal, Tora, Widhi, Ujang
Teman ketika malam. Masjid ataupun mushola tempat kami biasa bercengkrama.

Genk Asrama (Sudar, Step, Cusfet, Ebes, Potel, Topenk, Colil, Selamet)
Hmmm, pengalaman yang menyenangkan.

Kost Al-Fityan (Sarmada, Salman, Sarwo)
Membiasakan diri ini melihat orang-orang yang shalat dimesjid, tilawah setelah shalat, dan dengerin nasyid. Walaupun saat itu aku belum bisa mengikuti, kecuali dengan perasaan berat. KEBANGKITAN (the Fikr).

Kost Leuwikopo (Step, Potel, Ebes, Yudis, Eko, Aca, Gala)
Sebuah pengalaman hidup yang memberi banyak pelajaran untukku.

Kost Al-Fath (Usman, Nono dkk)
Tempat penggemblengan diri. Terima kasih buat Usman yang minjemin kamarnya selama 5-6 bulan.

Kost Pondok Keramat (Aliy, Sarwo, Sofwan, Mamo, Latif, Ipin)
Tempat singgah sementara yang menyenangkan setelah masa pinjam Al-Fath habis.

Kost Bale Selatan (Sarwo, Usman, Sofwan, Mamo, Aliy, Ipin, Latif)
Kecerian, canda, tawa yang dibalut dengan usaha untuk taat pada Rab semesta alam. Inilah kost-an terbaik yang pernah ku tempati.

Kost Al-Izzah (Hanafi, Mas Adin, SK, Reza, Ijul, Ujang, dll)
Terima kasih, walaupun Cuma sebulan.

Kost Paladium (Aliy, Ramdhan, Mamo, UQ, Akso, QQ)
Menemani tugas akhirku.

BEM 2004/2005 (Mas Hanif, Ikhlas, Mansyur, dll) dan 2005/2006 (Redy, Aliy, Khafid, Iqro, Bubun, Roni, Gema, Eka, Oneth, Maulita, Lala, Isti, Maya, dll)
Tahun pertama untuk menghabiskan waktu luang. Tahun kedua untuk belajar optimisme, kepercayaan diri, kepemimpinan, dan yang hampir luput (kesabaran).

Gank Lebaran (Dio, Galih, OQ, Oho, Koko)
Kumpul bersama kalian menjadi saat-saat yang menyenangkan dan selalu ditunggu-tunggu. Semoga kebiasaan ini bisa terus kita lakukan sampai kita pada tua. I miss u guys.

KORNITERS (Khrisma, Arif, Ical, Holil, Sofyan, Mba Rna, Ulfa, dll)
Beban yang berat, maaf kalau sering melupakan amanah ini.

Golongan Praktikum D (Andal, Teddy, Sarwo, Eko, Usman, Andreas, Agus, Arga, Dion, Ratna, Pauline, Andrea, Rucit, Annis, Ika, Dini, Dea, Adisti, Mardi, Angel, Eka, Prima, Mae, Gading, Lasty, Maya)
Tertawa, tertawa, dan tertawa. Kangen ingin praktikum lagi.

Temen-temen satu bimbingan (Mas Iqbal, Fanny, Titin, Gading)
Hiks hiks, bapak sibuk banget ya..

TPG 40 (Rahmat, Ozan, Helmi, Sinung, Aan, Aca, Mitool, lala, Iin, Wati, Indah, Ujo, Kemal, Idham, dll)
Makaan.....!!!

Teman-teman Fateta
Jayaa...!!!

TPG 37, 38, 39, 41, 42.
Kompaaak...!!!

SMUNSA Angkatan 2002
Selalu dan selalu kompak juga ceria.

NB:
Saya bikin ini sebetulnya udah lama, jauh sebelum sidang. Waktu itu lagi mumet mikirin penelitian.

Tulisan dari blog lama.

Tak tahu lah

Ini sudah selesai,
hidup akan terus berjalan,
konsentrasi harus kembali berurutan,
ku serahkan semua pada Mu ya Rabbi.


Dulu, ketika merenungi semua kejadian yang menimpa saya selama di IPB ada sebuah pertanyaan yang lantas mengapung :"kenapa saya harus masuk IPB, kalau merasakan semua ini". Bukan karena hepatitis dan kecelakaan, tapi lebih pada kelalaian saya sebagai hamba Allah.

Jawabannya saya dapat di akhir-akhir masa kuliah. Tak ada kata selain Subhanallah, luar biasa, amazing atau yang setipe dengannya. Betapa Allah tahu apa yang terbaik untuk makhluk-Nya karena Dia mengetahui setiap detail kekurangan makhluk-Nya dan apa yang akan terjadi di masa depan.

Sejak lebaran tahun lalu, ketika saya turut campur dalam masalah seorang kawan. Ada pertanyaan yang kembali terapung, kira-kira hikmah/pelajaran apa yang saya bisa dapat dari kejadian ini. Mengapa harus saya yang ikut campur sangat jauh dalam perselisihan dua orang kawan untuk seorang wanita. Dan ternyata, malam tadi Allah benturkan saya dengan masalah seperti itu dengan saya sebagai salah satu subjeknya. Pyuuuhhhh ..... Luar biasa

Ini masalah hati,
Biasanya sulit untuk berbagi,
Tak mungkin karib jadi penantang sejati,
Tapi saya tak tahu harus menunggu atau pergi.