Laman

Minggu, 31 Oktober 2010

Sedikit tambahan

dear brothers and sisters,

Mari berdoa untuk bangsa kita tercinta atas semua reaksi dan sabda alam yang terjadi di berbagai wilayah indonesia.

Sedikit berbagi cerita tentang mbah maridjan, dari twitter salim a fillah seorang penulis buku asal jogja...

MbahMaridjan yang shalih, tawadhu', ahli i'tikaf, penuh pengabdian, yang selalu sambut kami seperti cucu sendiri; namamu dalam doa ini.."

"Rak sami sugeng to wayah?", begitu selalu kau sambut kami dalam senyum, MbahMaridjan. Lalu kami bising di rumahmu, & kau i'tikaf di Masjid."

Kami sering merusak kebunmu untuk Outbond, MbahMaridjan. Tapi kau malah tawarkan ubi, "Nek kersa nedhi pohung njedhol piyambak nggih wayah!""

Pernah juga acara besar kami di tempatmu, MbahMaridjan, para ikhwan tidur di Masjid. Dingin menusuk. Kau bangun pada pukul 03.00, tahajjud."

Sehabis Shubuh kau, MbahMaridjan, akrabi kami. Kau sajikan kopi, tapi kau sendiri puasa. Dari lisanmu, butir-butir kebijaksanaan mengalir."

Pendaki sering minta restumu MbahMaridjan. Kau lepas mereka naik. Tapi nanti di atas, kau bisa mendadak muncul, "Ampun medal mriki wayah!""

Pendaki shalih sama sekali tak merasakan aura mistikmu MbahMaridjan. Soal kau bisa muncul mendadak, pastilah sebab kau faham jalan & medan."

Jika kau MbahMaridjan telah wafat, izinkan kami mengenang akhlaq indahmu, keakraban tulus, keteguhan, dan dirimu yang kadang disalahfahami."

Kami saksi, kau MbahMaridjan sang Syuriah PCNU Cangkringan, hidup dalam iman & bukan kesyirikan, ibadahmu membuat iri, santunmu mengharukan"

Mbah Marijan, Layak di Puji atau di Caci??

Sang juru kunci Merapi meninggal dalam keadaan sujud. Siapa yg tidak ingin meninggal seperti itu?. Salah satu ciri kemuliaan dalam menjemput kematian. Dan tersirat pada jasad mbah Marijan.


Sebenarnya mana yang lebih tepat diberikan pada mbah Marijan. Pujian atau cacian? Tindakan beliau memang memancing pro dan kontra. Secara logika dan pertimbangan kemanfaatan, semestinya bliau mengambil langkah untuk menyelamatkan diri. Langkah yang diyakini banyak orang sebagai langkah paling tepat. Bukan hanya untuk menyelamatkan diri sendiri, tapi karena mbah Marijan merupakan tokoh yang disegani, tingkahnya diikuti masyarakat. Kesalahan sedikit berakibat fatal, bukan hanya untuk dirinya, tetapi orang-orang yang mengikutinya. Lima belas korban yang meninggal disekitar rumah mbah Marijan dianggap sebagai akibat pilihan membahayakan yang diambil oleh lelaki 'roso' ini.


Karena alasan inilah pendapat-pendapat miringpun muncul di facebook. Bahkan ada yang menulis tindakan ini disebut sebagai -maaf- ketololan, karena dianggap tidak bijak dalam mengambil keputusan, dan terkesan 'menghalangi' program zero tolerance dalam penanganan bencana. Kasar memang, tapi itulah pendapat.


Disisi lainnya, pengguna FB yang lainpun mengungkapkan, bahwa beliau pernah diskusi dgn warga Cangkringan, ternyta mbah Marijan selalu berpesan pada warga untuk mengikuti anjuran pemerintah untuk meninggalkan Merapi, meskipun bliau tidak turun. Terbukti asisten dan keluarganya selamat dari tragedi ini.


Teringat ketika Merapi meletus pada tahun 2006, mbah pernah berkata bahwa bliau tidak akan pergi dari merapi kecuali diminta langsung oleh Sri Sultan HB IX. Sultan yang mengamanahkan merapi, tapi telah wafat puluhan tahun silam. Bahkan bujukan Sri Sultan HB X pun tidak digubris. Kemudian beliau dengan gagah berani malah berlari menuju kearah gunung disaat penduduk yang lain mengungsi. Membuktikan keteguhannya, dan (anehnya) bliau selamat. Menguatkan kesan "roso" yang menempel pada lelaki tua itu, sekaligus menebar aroma klenik dan mistis yang tajam. Entah kebenaran aroma ini, karena di sisi lain beliau dikenal sebagai orang yang kental beribadah, dan itikafnya pun kuat.


Saat Merapi 'terbatuk' kemaren, pengamatan empiris mbah Marijan salah. Dalam kesederhanaan di sudut rumah, mbah meninggal dengan posisi kepala yang serendah-rendahnya sejajar tanah. Merendah tapi posisi yang disebut Tuhan sebagai posisi yang sangat tinggi. Hanya Allah yang tahu, bagaimana nilai kematian mbah. Karena bagi sebagian orang, mbah adalah simbol mistis (syirik) dan ketidakbijakan.


Terlepas dari pro dan kontra, bagaimanapun sy belajar, mbah adalah potret orang biasa yang terangkat karena keteguhan prinsipnya. Lakunya berkata tentang amanah, kesetiaan, dan tanggung jawab yang pantang dikhianati, untuk menjaga gunung merapi sampai beliau mati. Sosok abdi yang benar-benar mengabdi. Laku sederhana yang dibuktikan dengan nyawa. Beda dengan orang-orang yang banyak berbicara, berkomentar, namun komitmennya hanya diujung bibir. Istilah Jawanya.. JARKONI: Ujar ra iso nglakoni (banyak bicara, tapi tak bisa menjalankan). Sesuatu yang sangat dimurka oleh Allah.


"Jangan terkaget bila nanti orang yang kau sangka ahli neraka berlari kencang menuju syurga. Sedangkan kau sendiri ternyata merangkak ketakutan ke arah syurga" tulis salah seorang kawan dalam status Facebooknya. Tak jelas siapa yang dimaksud. Tapi yang pasti, kita bukan hakim, dan tak berhak menuduh atau mengklaim nilai kematian seseorang.


Mbah marijan mungkin dianggap legenda merapi. Dan seperti legenda lainnya, selalu penuh kontroversi.


*Bot Pranadi*

Ketika pagi berita yang terdengar adalah Mbah Maridjan masih hidup, tapi dalam keadaan lemas. Subhanallah pun terucap, sembari berpikir efeknya akan sangat luar biasa pada keyakinan orang-orang, bukan saja penduduk sekitar Merapi, tapi juga Indonesia umumnya. Bahkan mungkin dunia. Mungkin semua produk akan menginginkan beliau menjadi bintang iklannya. Wawancara TV sampai sebulan ke depan akan mengangkat nama Mbah Maridjan melebihi semua skandal artis yang pernah ada.

Bagaimana tidak, ketika orang-orang disekitarnya menemui ajal akibat wedus gembel yang suhunya lebih dari 100 derajat ternyata orang ini bisa bertahan. Tidak terbayangkan kedepannya.

Yapps, mungkin kematian Mbah Maridjan adalah cara Allah untuk menjaga aqidah umat ini. Satu hal yang penting adalah kita tidak punya hak untuk menghakimi.

JadiKangenSamaMasIbot

Jumat, 22 Oktober 2010

Pengamen

Jarang banget ngeliat pengamen di angkot dikasih uang nyaris oleh semua penumpang. Apa mungkin karena hujan bisa meluluhkan ketamakan hati manusia? Ah, kenapa tidak berfikir bahwa penumpang angkot ini memang orang-orang dermawan.

Pastinya itu memang rizkimu dik.


======================================================================
Hari ini, setelah berbasah-basah ria dengan hujan. Ehmmm, mandi hujan memang menyenangkan

Jumat, 15 Oktober 2010

Menjadi Beda

Menjadi beda..

Seharusnya kembali ke poin ini. Melepaskan semua baju yang lama dan tak perlu nostalgia.
Menggantinya dengan yang baru, yang baru.

Manusia harus berubah, karena pemikirannya atau waktu yang kan memaksanya. Dan Saya ingin yang pertama.

Bismillah!

Minggu, 10 Oktober 2010

Dua hal

Cinta dan kekaguman adalah dua sahabat baik. Sepintas terlihat seperti kakak-adik, dimana kekaguman adalah sang kakak yang selalu berjalan di depan dan menjadi penunjuk jalan untuk cinta ke sebuah ruang penuh warna, bernama hati. Menurutku hanya kekaguman lah yang bisa membukakan pintu kecil di hati manusia agar cinta bisa masuk.


Bagiku hanya ada dua jenis kekaguman. Kekaguman pada fisik akan melahirkan cinta pada pandangan pertama, love at the first sight. Aku pernah mengalami ini. Satu lagi adalah kekaguman pada sifat yang akan menunjukkan cinta sebuah jalan berliku. Aku pun pernah mengalami ini.


Aku tak bisa menilai mana yang lebih baik, tapi keduanya sama-sama menghadirkan keindahan. Memberikan warna lain yang entah kenapa selalu berujung pada kebahagian.

8 Oktober 2010

Bismillahirrahmanirrahim. Basmallah pun terlantun dari mulut imam Jum’at hari ini, Pak Anwar. Aku pun segera mencoba untuk fokus mendengarkan bacaan imam, tapi tiba-tiba…bruukk. Kaki kiriku terpaksa bergeser karena ada dorongan dari orang di saf belakang. Siswa SMP 3, kelas 7. Beberapa orang di belakangku memang masih sibuk bercanda sejak khutbah tadi.


Ya, begitulah kondisi Sholat Jum’at di sini. Terkadang sangat riuh. Ketika pertama kali kembali ke sekolah ini, suasana Sholat Jum’atnya jauh lebih tidak terkendali karena anak-anak yang hampir 90% bercanda/ngobrol dan juga lantaran pengeras suaranya sudah tidak layak. Suara khotib kadang hanya sayup-sayup saja terdengar. Ketika pengeras suaranya di ganti, suasananya sedikit berubah. Sebenarnya, adik-adikku ini tetap banyak yang bercanda, tapi karena pengeras suaranya berfungsi dengan baik jadi suara mereka seperti hilang. Yaah, terkadang perlu di nasehati dulu sih sama Pak Anwar agar kondisinya lebih kondusif lagi.


Kalau kubandingkan dengan masa ku sekolah di sini dulu, sepertinya tidak sampai separah ini kondisi sholat Jum’atnya. Kalau analisa Caku, karena SMP 3 kehilangan sosok-sosok yang keras untuk urusan sholat, macam Pak Nata dan Alm. Pak Endang Kamal Haris. Beliau berdua sangat tegas untuk urusan sholat. Pak Nata biasanya akan keliling dulu, mencari anak-anak yang masih berkeliaran beberapa saat sebelum sholat Jum’at dan akan langsung digiring ke masjid. Pastinya diiringi dengan kemarahan walaupun kadang hanya lewat pandangan mata beliau. Beliau juga akan sangat marah kalau ada yang bercanda ketika sholat Jum’at. Alm. Pak Endang pun hampir sama, bahkan kalau pas sholat terdengar suara uang jatuh pun akan di marahi setelah sholat selesai. Sesuatu yang menurutku sangat aneh ketika itu.


Yaa, aku setuju sama pendapat Caku. Orang-orang seperti beliau berdua memainkan peran yang signifikan untuk hal ini. Semoga Allah membalas amal baik mereka. Sesungguhnya kemarahan mereka berdua sangat beralasan. Amiin.

Selasa, 05 Oktober 2010

Minimal 5 post...

Bismillah..

Duuh, makin ga terawat blognya (tulisannya). Sebenernya selama ini banyak banget ide2 nulis dari kejadian sehari-hari, atau pemikiran tentang masalah. Tapi sayang ga tersalurkan. Jadinya jarang nulis-nulis. Padahal masalah pun menumpuk, kejadian-kejadian unik berlalu terus. Ga sempet di tulis walaupun garis besarnya. Sepertinya butuh hp baru yang bisa buat nulis note, seperti yang dulu.

Atau harus di ikrarkan?? Harus ada 5 tulisan dalam sebulan. Apapun jenisnya.

Semoga bisa!!!!