Laman

Selasa, 30 November 2010

Unggul...

Kelas unggulan. Masih inget dengan istilah ini. Jaman SMP dulu, tapi pas angkatan ku ditiadakan. Dulu ada guru yang bercerita betapa enaknya ngajar di kelas unggulan. Bukan Cuma 1-2 orang, hampir semuanya. Hmm, sekarang ngerasain. Emang enak banget ngajar orang yang pada dasarnya cerdas apalagi kalo pada rajin (jadi inget kata-kata gue kalah sama dia cuma karenadia rajin, bukan karena dia lebih cerdas). Sepertinya gampang aja.


Nah, aku ga mau ngomongin itu. Justru yang mau diomongin adalah anak-anak yang ga masuk kelas unggulan. Pertanyaannya adalah, setelah kita tahu (walaupun hanya lewat nilai raport) anak-anak yang ga masuk kelas unggulan agak kurang kenapa jam belajarnya tetap sama? Kenapa cara ngajarnya tetap sama? Itu kan ga memberikan solusi untuk mereka…Seharusnya setelah tau tingkat kepandaian mereka, kita juga membedakan cara mengajarnya. Entah dengan waktu yang lebih lama atau lainnya.


Ngga cuma sebatas dalam 1 sekolah aja. Aku sih inginnya siswa-siswa yang ga bisa masuk negeri karena alasan nilai juga jam belajarnya di tambah. Kecuali mereka masuk sekolah swasta yang bagus. Untuk poin ini, akreditasi yang dilakukan pemerintah seharusnya diperketat. Ahhh..pendidikan malang nian nasibmu…


Kepikiran setelah SMP3 kembali menerapkan kelas unggulan dengan balutan nama kelas efektif. Tidak seperti kelas lainnya, masuk kelas ini harus bayar bulanan. Yaah jadi mirip SBI gitu sih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo....