Laman

Selasa, 17 Juli 2012

BAHAGIA

11 Juli 2007


Menulis. Langkah awalnya adalah dengan mengenal dan mempelajari jenis huruf yang akan digunakan,apakah itu huruf latin, kanji, arab, atau lainnya. Dari situlah akhirnya terbentuk kata yang ketika disambungkan dengan kata-kata lain membentuk kalimat (serius!?).


Saat ini, saya ingin menulis sebuah kata. Setelah melalui minggu-minggu yang luar biasa. Naik turun,sedih seneng, marah diam dan perasaan-perasaan hati lainnya semua dialami dalam setidaknya dua minggu ini.

Huruf pertama dari kata yang ingin ditulis adalah “B”.
Kenapa huruf “B”?. Saya pikir dia cocok untuk berada di garis depan. Lihatlah, dia begitu tambun. Apalagi kalau kita menulisnya dengan bulatan atas yang kecil dan bulatan bawahnya dibuat lebih besar (kebayang ga sih? Kaya orang buncit ya?!). Dengan menulisnya seperti itu “B” sangat cocok (menurut saya) untuk berada di depan, sebagai pelindung.


 Huruf kedua adalah “A”.
Sebagai yang pertama, dia harus dilindungi, sebagaimana yang terjadi pada dunia manusia. Orang pertama biasanya adalah orang yang penting, bisa jadi dia adalah seorang pemimpin, boss, atau semacamnya. Dibutuhkan pengamanan untuknya, oleh karena itulah “B” ada didepannya.


 Huruf ketiga adalah “H”.
Jika kita sambungkan huruf-huruf ini ke atas bentuknya akan seperti sebuah tangga bukan? Tangga mempermudah kita menuju ke atas, meraih sesuatu yang lebih tinggi. Cobaan-cobaan dalam hidup ini juga merupakan anak-anak tangga bagi keimanan kita. Jikalau kita mampu melewati sebuah cobaan  maka cobaan berikutnya, dengan kesulitan yang lebih tinggi, akan datang. Jadi inget dulu, hehehe. Oia cobaan itu akan datang pada titik-titik terlemah kita untuk mengupgrade kita. Ketika kita bisa melewati ujian tersebut maka satu kelemahan akan hilang, tapi bukan berarti cobaan berhenti.


Huruf keempat adalah, ya lagi-lagi “A”.
Sebagai yang pertama, “A” haruslah seimbang antara depan dan belakang, atas dan bawah. Sebagai pemimpin, jika yang pertama itu di asumsikan sebagai pemimpin, maka dia haruslah seimbang. Tidak menganakemaskan salah seorang dari sekian anak buahnya. Membagi perhatian yang sama, ehhm sepertinya mudah (tapi woow, 10 kg, 20 kg, 100kg?)


Huruf kelima adalah “G”.
Guedan eGo. Dua hal yang berhubungan (dihubungkan aja). Setiap manusia pastinya berbeda dalam hal sifat. Ada manusia yang ketika mengalami kepedihan enggan berbagi dan tiba-tiba menjadi tertutup/pendiam. Biarkan saja dia sendiri, mungkin dia sedang mencari apa makna dari kejadian yang menimpanya. Asalkan egonya tidak membesar, saya pikir tidak. Dalam keadaan seperti ini, asalkan bukan sesuatu yang prinsipil, akan mengalah (diri sendiri ya). Nggak nyambung ya??

Huruf keenam adalah “I”.
Sesuatu yang simpel kadang tercermin dengan kemudahan walaupun menjadi simpel tidak selalu mudah. Begitupun “I”, ia hanya sebuah garis lurus, sangat mudah membuatnya.

Huruf terakhir (kayaknya udah pada tau ya)..ya betul, huruf “A”.
Dalam sebuah penutupan acara, biasanya adalah sebuah kehormatan jika ditutup oleh si nomor satu. Ketua acara misalnya atau seorang presiden. Kita posisikan lagi si “A” sebagai nomor satu.


BAHAGIA…Kadang identik dengan kesenangan. Lalu kesenangan itu sendiri bisa tergambar dari kondisi tubuh. Tubuh yang gemuk pun bisa jadi ukuran (ngarang ya atau..?? maksa). BAHAGIA kadang datang ketika kita menjadi yang pertama. Dalam sebuah balapan misalnya, betapa bahagia jika mampu melewati finish pertama. BAHAGIA juga bisa hadir ketika kita mampu melewati cobaan demi cobaan, apalagi ketika kita mampu mengambil makna dibaliknya, dan kebahagiaan yang kita peroleh karena keberhasilan itupun menjadi lebih bermakna. Bahkan sampai sulit terlukis dengan kata-kata. Dirinya sendirilah yang mampu merasakannya, sedangkan yang lain hanya menerka-nerka kebahagiaan macam apa yang diperolehnya. Tapi percayalah dia sangat ingin membagi kebahagian itu. Egonya berkurang. Terakhir, kadang BAHAGIA tidak memerlukan sesuatu yang rumit.


Itulah BAHAGIA. Itulah yang terjadi setelah melalui minggu-minggu yang berat. Entah kenapa BAHAGIA hadir. Pekan ini ditutup dengan bertemu kawan lama. Sekedar berbagi kabar terakhir, sepertinya lebih dari itu.



Sudah, sudah…sudah cukup pemaksaannya. Hehehe.


Pindahan dari blog Friendster...hiks FSnya udah ga ada :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo....